Sukses

Karantina Klaster Pesantren Banyuwangi Berakhir, Satgas Tetap Pertahankan RS Mini

Satgas Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Banyuwangi dan Kementerian Kesehatan akan membuka kembali aktivitas pondok pesantren di wilayah Blokagung.

Liputan6.com, Jakarta - Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mempertahankan rumah sakit mini yang didirikan di pondok pesantren dan tetap dijaga oleh tenaga kesehatan meski masa karantina sudah selesai selama 14 hari.

Selain itu, Satgas Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Banyuwangi dan Kementerian Kesehatan akan membuka kembali aktivitas pondok pesantren di wilayah Blokagung.

Pada Sabtu, 12 September 2020, hingga pukul 24:00 WIB, relawan baik dari BPBD, Tagana, Dinas Sosial, TNI, Polri, dan tenaga kesehatan telah berakhir. Sebelum meninggalkan lokasi, mereka wajib menjalani tes cepat (rapid test).

"Seluruh tenaga kesehatan yang telah bekerja dan relawan yang membantu di dapur umum wajib rapid test," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi dr Widji Lestariono di sela mendampingi Bupati Abdullah Azwar Anas meninjau lokasi dapur umum di Blokagung Banyuwangi, Sabtu, 12 September 2020, seperti dikutip dari Antara.

Dia menuturkan, selama 14 hari santri telah menjalani karantina dan dinyatakan sembuh. Kecuali yang memiliki gejala, mereka akan dipisah dan ditambah masa karantina selama lima hari.

"Ini sesuai dengan pedoman penanganan COVID-19 Kementerian Kesehatan revisi ke-5. Bagi yang telah menyelesaikan masa karantina dan tidak bergejala bisa dinyatakan sembuh," tutur dia.

Sedangkan untuk penanganan santri positif yang bergejala, menurut Rio, rumah sakit mini yang didirikan di pondok pesantren tetap dipertahankan dan tetap dijaga oleh tenaga kesehatan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Apresiasi Pemkab Banyuwangi

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berterima kasih pada seluruh yang terlibat dalam penanganan COVID-19 klaster pondok pesantren itu.

"Selama 14 hari ini kita belajar banyak dari urusan ini. Ini bukan bencana biasa, penanganannya wajib memenuhi SOP kesehatan. Prosedur tiap tata kelola harus dipenuhi semua. Tenaga dan pikiran, mayoritas tenaga kesehatan, cadangan APBD, dicurahkan ke untuk membantu penanganan di sini," ujarnya.

Bupati Anas juga menyampaikan terima kasih kepada tenaga kesehatan di seluruh puskesmas yang bergiliran membantu, TNI dan Polri, camat, lurah dan seluruh relawan yang bekerja di dapur umum.

"Kami semua sangat berterima kasih, juga kepada para pengasuh pesantren, para santri dan keluarga santri yang semuanya dengan penuh kesabaran mendukung dan menjalani proses ini. Semoga kita semua selalu diberi kesehatan," kata Anas.

Bupati Azwar Anas juga mengucapkan terima kasih kepada Kementrian Kesehatan dan jajarannya serta Ibu Gubernur Jatim dan jajarannya yang sigap menangani COVID-19 klaster pesantren.

"Alhamdulillah dengan sinergi dari semua yang pihak yang saling mendukung akhirnya santri-santri ini bisa melewati masa-masa karantina dengan baik dan akhirnya bisa dinyatakan sembuh," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.