Sukses

Rogoh Kocek Rp 120 Ribu, Warga Luar Surabaya Bisa Tes PCR COVID-19 di Labkesda

Labkesda ini sebagai tempat tes usap PCR COVID-19 secara gratis bagi warga Surabaya. Sedangkan warga luar Surabaya bayar Rp 120 ribu.

Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) meresmikan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) pada Selasa, 15 September 2020.

Labkesda ini sebagai tempat tes usap PCR COVID-19 secara gratis bagi warga Surabaya.  Meski demikian, warga luar Surabaya juga dapat memanfaatkannya dengan rogoh kocek Rp 120 ribu.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) menuturkan, laboratorium ini akan menjadi tempat tes PCR gratis bagi warga Kota Surabaya. Oleh karena itu, ia berharap warga Surabaya yang sering bolak-balik keluar kota dan datangnya ke Surabaya malam-malam, diharapkan bisa mampir ke laboratorium tersebut sebelum pulang ke rumahnya masing-masing.

"Seperti para sopir atau pengusaha yang sering keluar kota dan mungkin datangnya malam-malam, saya harap sebelum masuk rumah tes dulu di sini. Karena ini buka 24 jam nonstop, supaya kalau masuk ke rumahnya sudah dalam kondisi aman, kasihan keluarganya nanti kalau tertular, apalagi ini tesnya gratis untuk warga Kota Surabaya," kata Risma, seperti dikutip dari Antara, ditulis Rabu (16/9/2020).

Namun, lanjut dia, bagi warga luar Surabaya atau bukan KTP Surabaya juga bisa tes usap di laboratorium tersebut, tetapi dikenakan biaya sebesar Rp120 ribu. Pengenaan bea ini sesuai perda untuk biaya pemeriksaan.

"Meskipun peralatannya kami diberi BNPB dan swasta, tapi dalam perda kami ada ketentuan biaya Rp120 ribu itu. Saya kira itu sudah sangat murah sekali," ujar dia.

Presiden UCLG ASPAC ini juga menuturkan, laboratorium itu dapat memeriksa sampel 2.000-4.000 sampel setiap harinya. Kemudian untuk hasilnya, bisa diketahui 2-3 hari ke depannya.

Akan tetapi, dia menuturkan, khusus warga Kota Surabaya seperti para sopir atau pengusaha yang bolak-balik ke luar kota, akan difasilitasi tes usap gratis dan cepat. Bahkan, hasilnya bisa ditunggu karena hanya membutuhkan waktu 1 jam atau 1,5 jam.

"Jadi, nanti kita akan sediakan yang hasilnya bisa ditunggu. Nah, kalau hasilnya negatif silakan pulang dengan tenang dan aman. Tapi kalau hasilnya positif, saran saya langsung ke Asrama Haji untuk melakukan isolasi. Apalagi di sana sudah ada dokternya, dan kalau ada komorbidnya akan langsung dibawa ke rumah sakit, tapi kalau tanpa gejala bisa di Asrama Haji itu," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Risma Harap Dapat Cegah Penyebaran COVID-19

Risma mengaku sudah berkali-kali berkunjung ke laboratorium tersebut untuk mengecek keamanan gedung berikut perbaikannya. Risma tak mau ketika membuat sesuatu ada kesalahan yang sebenarnya tidak perlu dilakukan.

"Makanya saya berkali-kali memonitor pembangunan ini. Mungkin hanya kita saja yang punya laboratorium seperti ini untuk tingkat kota dan kabupaten, karena biasanya ini di tingkat provinsi," ujar Risma.

Oleh karena itu, Risma berharap kepada warga Kota Surabaya bisa mengetahui informasi ini dan bisa memanfaatkan laboratorium ini. Dia menuturkan, lebih baik mencegah penularan virus ini daripada harus mengobati orang yang sudah terkena virus ini.

"Saya berharap laboratorium ini bisa mencegah dan memutus mata rantai penyebaran virus ini. Mudah-mudahan ini bisa bermanfaatkan untuk siapa saja. Dengan adanya laboratorium ini, diharapkan penyakitnya tidak nambah, tapi diharapkan akan semakin turun," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.