Sukses

Riwayat Seorang Warga di Madiun Sebelum Meninggal karena COVID-19

Jubir Tim Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Madiun, Mashudi menuturkan, SG mulai mengeluhkan demam tinggi dan batuk pada 26 Agustus 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang warga Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Jawa Timur berinisial (58) meninggal dunia akibat Corona COVID-19.

Sebelum meninggal dunia pada Kamis, 17 September 2020, pria Madiun tersebut terkonfirmasi positif COVID-19 pada 13 September 2020.

Jubir Tim Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Madiun, Mashudi menuturkan, SG mulai mengeluhkan demam tinggi dan batuk pada 26 Agustus 2020.

Sebelumnya, pasien ini masih aktif di kegiatan masyarakat, acara perayaan Agustusan, dan menghadiri acara tahlilan di rumah tetangga.

"Pada tanggal 28 Agustus, pasien ini dibawa periksa di salah satu dokter di Caruban. Kemudian pada tanggal 4 September dibawa ke RSUD Caruban," ujar dia, Jumat (18/9/2020), seperti dikutip dari Solopos.com

Mashudi mengatakan, pasien ini menjalani uji usap pada 8 September 2020. Karena pasien ini memiliki penyakit bawaan hipertensi, tim medis kemudian merujuk pasien untuk dirawat di RSUD dr. Soedono, Madiun.

Pada 13 September 2020, hasil tes usap PCR COVID-19 keluar dengan hasil konfirmasi positif.

Tim Satgas kemudian melakukan tracing terhadap pasien ini dan menemukan 75 orang yang menjadi kontak erat. Empat orang di antaranya merupakan istri, dua anaknya, dan seorang menantu.

Istrinya, SA, sempat mengalami tidak nafsu makan dan masuk angin. Sedangkan anaknya sempat dirawat di ruang isolasi RSUD Caruban dengan keluhan meriang, batuk, dan sesak napas. Sedangkan menantunya mengeluhkan mual.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jalani Isolasi Mandiri bagi yang Kontak Erat dengan Pasien

Selain itu, sebanyak 59 orang terlacak kontak erat dari masjid. Sedangkan enam orang merupakan kontak erat dari kegiatan perayaan Agustusan dan enam orang lainnya merupakan kontak erat dari acara tahlilan.

"Kontak erat ini diedukasi untuk isolasi mandiri selama 14 hari dari 8 September sampai 22 September," ujar dia.

Untuk hasil rapid test empat orang anggota keluarga nonreaktif. Sedangkan kontak erat lainnya sebagian besar nonreaktif. Akan tetapi, ada dua orang yang dinyatakan reaktif.

Dengan adanya tambahan satu pasien meninggal dunia ini, sehingga akumulasi pasien yang meninggal karena COVID-19 ada tujuh orang.

Sedangkan akumulasi kasus konfirmasi positif ada 96 orang. Dengan pasien sembuh ada 79 orang dan yang masih menjalani perawatan serta isolasi mandiri ada 10 orang.

 Simak berita menarik lain di solopos.com di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.