Sukses

Terjebak Razia Tes Cepat COVID-19 Dadakan, Pengendara Motor di Surabaya Marah-Marah

Kepala Satpol PP Kota Surabaya Eddy Christijanto mengatakan razia terus dilakukan di semua titik yang menjadi pusat tongkrongan di Surabaya.

Liputan6.com, Surabaya - Seorang pengendara motor terjebak masuk razia rapid test atau tes cepat on the spot yang digelar Pemkot Surabaya, disepanjang Jalan Ketabang sisi arah menuju Jalan Pemuda, Jumat malam, 25 September 2020.

Dari pantauan di lokasi kejadian, pengendara tersebut terlihat menerobos blokade petugas gabungan dari Satpol PP Kota Surabaya, BPB Linmas, Polisi dan TNI serta Dinas Kesehatan Kota Surabaya. 

Alih-alih mencari jalan keluar, pengendara tersebut terjebak di razia rapid tes on the spot dan diminta untuk melakukan tes cepat COVID-19.

Sempat terjadi perdebatan antara pengendara dan petugas. Bahkan pegendara tersebut mencoba menerobos keluar dengan motornya tetapi kembali diblokade petugas. 

"Saya mau mencari jalan kok malah disuruh rapid itu bagaimana, suruh mbayar enggak mau saya," kata pengendara sambil marah-marah ketika ditanya namanya oleh wartawan. 

"Ini prosedur kita bapak, nuwun sewu untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. Nuwun sewu gratis bapak. Kalau ada yang menarik biaya silakan catat nama saya," ujar petugas di Surabaya. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Target Rapid Test

Sementara itu, Kepala Satpol PP Kota Surabaya Eddy Christijanto mengatakan razia terus dilakukan di semua titik yang menjadi pusat tongkrongan di Surabaya. 

"Ini hari ke empat. Kita lakukan di daerah Ketabang. Karena di sini merupakan tempat Kumpulnya anak-anak muda. Kita survey memang tempat anak-anak muda. Termasuk Sentra PKL di seberang sungai. Kita ingin melihat pandemi corona di Surabaya terutama di tempat cangkruk anak muda," kata Eddy. 

Ia menuturkan, 40 persen pasien COVID-19 adalah anak muda. Hal tersebut menjadi perhatian Pemerintah Kota Surabaya.

"Karena 40 persen penderita corona itu anak-anak muda. usia di bawah 30 tahun. Ini menjadi perhatian Kita. Sejauh mana bisa memutus Mata rantai korona pada anak-anak muda," ujar Eddy.

Eddy menambahkan dalam rapid test on the spot ini, setiap hari ditargerkan 300-500 orang.

"Ini rapid test gratis. Rapid test anti gen. Artinya mendekati seab. Sebenarnya warga Kota mengikuti rapid test ini ada keuntungannya. Karena medekati swab. Kita ambilnya bukan darah namun lendir yang ada di hidung," ungkap Eddy. 

Sementara itu, untuk temlat nongkrong anak-anak muda dan sebagainya. Akan diberlakukan sama yakni dilakukan rapid tes on the spot. "Semuanya. Semuanya kami akan lakukan rapid test on the spot," ujar Eddy

Eddy juga mengakui, dalam razia ini, sempat ada yang hendak melarikan diri. Namun oleh petugas dilakukan blokade mereka tidak bisa menghindar. "Ada. namun sudah kami blokir. Mereka boleh keluar Setelah menunjukkan bukti kertas sudah mengikuti rapid test," ujar Eddy.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.