Sukses

Saat Penyandang Disabilitas Kreasikan Corona Jadi Motif Batik

Pembuatan batik tersebut menggunakan metode canting cap, yaitu gambar virus corona baru itu terlebih dahulu diukir di atas kardus tebal.

Liputan6.com, Jakarta - Penyandang disabilitas tuna rungu wicara di Rumah Edukasi Batik Wistara di Surabaya, Jawa Timur memproduksi batik bermotif virus Sars-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19.

Pengelola Rumah Edukasi Batik Wistara Surabaya, Ariyono Setiawan menuturkan, seluruh pekerjanya berasal dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rehabilitasi Sosial Tuna Rungu Wicara Bangil, Pasuruan, Jawa Timur.

"Mungkin yang menjadi viral saat ini, pada momen pandemi seperti sekarang, untuk ide unik yang lagi booming dituangkan ke dalam motif batik, ya virus corona itu sendiri. Jadi, adik-adik dari UPT Rehabilitasi Sosial Bangil ini saya arahkan untuk membuat motif tersebut untuk diaplikasikan menjadi karya batik," tutur dia, seperti dikutip dari Antara, ditulis Jumat, (2/10/2020).

Pembuatan batik tersebut menggunakan metode canting cap, yaitu gambar virus corona baru itu terlebih dahulu diukir di atas kardus tebal.

Kemudian dicelupkan ke dalam "malam" atau lilin yang telah dipanaskan, untuk selanjutnya ditempelkan di atas bidang kain berwarna putih.Setelah itu, diwarnai dengan cara dilukis, serta direndam menggunakan air panas, untuk kemudian dikeringkan agar warna-warni yang telah dituangkan menjadi awet.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Hanya Kain, Dapat Diolah Jadi Kemeja hingga Masker

Ariyono menyebut kreasi batik motif COVID-19 dari para penyandang disabilitas tuna rungu wicara ini mendapat respons positif di pasaran.

"Salah satunya pernah diborong oleh PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN melalui Program PLN Peduli," ujar dia.

Hingga kini pun Rumah Edukasi Batik Wistara kebanjiran pesanan batik motif COVID-19, yang dipesan banyak pihak dari berbagai komunitas maupun instansi di wilayah Surabaya dan sekitarnya.

Ariyono menuturkan batik motif COVID-19 tersebut tidak hanya diproduksi dalam bentuk kain, yang biasanya dapat diolah kembali untuk menjadi kemeja atau jenis pakaian lainnya, melainkan juga dibuat secara khusus untuk masker.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.