Sukses

Rasa Penasaran Bawa Warga Jabar Menelusuri Arca Joko Dolog

Juru kunci situs Joko Dolog, Handoko menyebut, dari prasasti itu diketahui arca tersebut merupakan peninggalan raja terakhir Kerajaan Singasari Kertanegara.

Liputan6.com, Surabaya - Dadang Kurnia (30) warga Jawa Barat (Jabar) yang sudah sekitar dua tahun hidup dan bekerja di Surabaya, Jawa Timur merasa penasaran dengan situs Arca Joko Dolog yang berletak di depan Gedung Negara Grahadi, tepat di belakang Taman Apsari, tempat patung Gubernur Jatim pertama, Raden Soerjo.

"Saya sempat baca-baca literasi mengenai arca Joko Dolog, dan hari ini saya sempatkan datang ke sini, walaupun tadi sempat salah-salah jalan begitu," ujar pria yang karib disapa Odong ini, ditulis Sabtu, (3/10/2020).

Odong mengatakan, lokasi arca Joko Dolog ini ternyata tidak jauh dari Balai Kota Surabaya. Kalau jalan kaki bisa ditempuh sekitar 10 sampai 15 menit.

"Kalau naik sepeda motor tentu lebih cepat, paling sekedipan mata," ucapnya.

Odong mengungkapkan, Joko Dolog merupakan arca Budha dengan panjang 166 cm, lebar 138 cm, serta tebal 105 cm. "Di bagian alas patung, ada tulisan menggunakan aksara Jawa Kuno berbahasa Sansekerta," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Saat Kapal Bawa Arca Joko Dolog Tak Bergerak

Sementara itu, juru kunci situs Joko Dolog, Handoko menyebut, dari prasasti itu diketahui arca tersebut merupakan peninggalan raja terakhir Kerajaan Singasari Kertanegara.

"Arca ini ditemukan di Desa Kandang Gajah, Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Ditemukan di bawah kayu dolog," kata Handoko.

Mungkin itu juga yang membuat arca ini dinamakan Joko Dolog. Dalam bahasa Jawa, joko berarti laki-laki, dan dolog adalah tumpukan kayu. Selain penamaan, kisah Arca Joko Dolog juga menarik. Hal ini terutama saat dibawa dari Mojokerto ke Surabaya. Belanda pernah berniat membawa patung ini ke negerinya.

Namun entah ada apa, tiba-tiba truk dan kapal yang dipakai untuk mengangkutnya tidak bergerak. Mogok begitu saja. "Iya di pelabuhan kapalnya enggak mau jalan. Sudah diangkut. Tapi waktu mau dibawa ke kapal dia enggak mau," kata Handoko.

"Akhirnya arca Joko Dolog diturunkan dan ditaruh ke museum, yang sekarang SMA Trimurti Surabaya. Sebelum oleh para pejuang arca tersebut dipindah di tempat yang sekarang, karena ada perubahan fungsi pada gedung tersebut," ia menambahkan.

3 dari 3 halaman

Situs Arca Joko Dolog Masih Ramai Dikunjungi

Selain satu arca besar, di depannya juga terdapat patung-patung yang lebih kecil. Handoko mengatakan, arca kecil-kecil itu peninggalan Majapahit. Ada lingga dan yoni, serta beberapa ornamen yang biasa ditaruh pada candi di Jawa Timur.

"Ya, memang tidak ada kaitannya arca Joko Dolog dengan arca lainnya. Sebab, arca kecil-kecil itu justru menunjukkan agama Hindu," kata dia.

Handoko menuturkan, situs ini masih ramai dikunjungi. Rata-rata mereka melakukan sembahyang dan belajar sejarah. 

"Karena lokasinya yang tepat di tengah Kota Surabaya, sehingga mudah diakses, memang cocok untuk sekadar berkunjung atau mengetahui secuil kisah sejarah tanah Jawa," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.