Sukses

Sang Ibu Menangis saat Jemput Anak yang Ikut Demo UU Cipta Kerja

Kapolda Jatim meyakini pelaku perusakan fasilitas umum dalam aksi Tolak UU Cipta Kerja bukan berasal dari kalangan pelajar, mahasiswa maupun buruh.

Liputan6.com, Surabaya - Polda Jatim mengamankan 634 pengunjuk rasa anarkistis dalam aksi menolak UU Cipta Kerja di Surabaya dan Malang, Jawa Timur. Dari jumlah tersebut, sebanyak 620 demonstran dilepas dan dikembalikan kepada keluarga masing-masing. 

Proses serah terima digelar di halaman Mapolda Jatim Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Jumat (9/10/2020). Suasana haru tampak menyelimuti pengembalian kepada keluarga tersebut. Hujan tangis juga mewarnai pertemuan antara ibu dan anak. 

"Kalau masih merepotkan orangtua jangan lakukan hal yang aneh-aneh ya," ucap sang ibu sambil menangis dan memeluk anaknya. 

Sementara itu, Kapolda Jatim Irjen Pol M Fadil Imran menyampaikan, adik-adik pelajar, mahasiswa dan teman-teman buruh yang kemarin unjuk rasa, akan dipulangkan. Pihaknya hanya ingin mengedukasi dan mempersilahkan menyampaikan aspirasi serta pendapat tapi jangan melakukan tindakan anarkis saat demo

"Kami tidak akan mentoleransi siapapun yang melakukan tindakan anarkis. Membakar fasilitas umum, merusak kendaraan milik Polri maupun masyarakat. Bagi mereka yang anarkis, kami akan kami proses. Ini sebagai pembelajaran kalau mereka melakukan hal yang sama akan jadi pelajaran," tutur Fadil. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kapolda Jatim Tak Ingin Surabaya Dirusak Orang Tak Bertanggung Jawab

Jenderal bintang dua ini meyakini, pelaku perusakan fasilitas umum dalam aksi Tolak UU Cipta Kerja bukan berasal dari kalangan pelajar, mahasiswa maupun buruh. Akan tetapi, mereka secara sengaja berniat untuk merusak fasilitas umum.

"Saya sangat sayang dengan Kota Surabaya, dengan Jawa Timur. Saya kira kita semua tidak ingin Kota Surabaya yang indah ini dirusak orang-orang yang tidak bertanggung jawab," ucap Fadil. 

Fadil meminta orangtua untuk mengingatkan anaknya agar tidak melakukan unjuk rasa yang tidak jelas.

"Saya titip ini, adik-adik kepada bapak-bapak keluarganya. Nanti setelah sampai di rumah, nuwun sewu tolong dinasehati supaya lain kali kalau diajak melakukan unjuk rasa, kalau tidak jelas, tidak usah ikut," ujar Fadil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.