Sukses

Pesan Gubernur Khofifah Saat Peringatan Hari Santri Nasional 2020

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan Selamat Hari Santri Nasional 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan Selamat Hari Santri Nasional 2020 pada Kamis, (22/10/2020).

Ia menyampaikan hal itu lewat akun instagram resmi @khofifah.ip.  "Santri sehat, negara kuat. Selamat Hari Santri Nasional 20 Oktober 2020," tulis dia, dikutip dari akun instagramnya.

Khofifah menuturkan, hari santri 2020 berada pada suasana pandemi COVID-19. "Yang tengah kita lawan hari ini adalah COVID-19, maka cara melawan tentu dengan hidup bersih dan sehat," tulis dia.

Khofifah mengatakan, cara mengejar kemajuan adalah dengan terus tidak berhenti mencari ilmu. "Cara kita untuk bisa mereduksi kemiskinan adalah dengan bekerja keras. Format-format seperti inilah tantangan santri hari ini dan yang akan datang. Selamat Hari Santri Nasional 2020,” tulis dia.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Santri Tangguh Lawan COVID-19, Kisah Perjuangan Pondok Blokagung Banyuwangi

Sebelumnya, hari ini, 75 tahun lalu, KH Hasyim Asy’ari bersama sejumlah ulama lain di Surabaya mendeklarasikan Resolusi Jihad. Isinya, membela Tanah Air adalah wajib hukumnya, dan muslim yang berada dalam radius 94 kilometer dari pusat pertempuran wajib ikut berperang melawan musuh.

Semangat merebut kemerdekaan itu kini masih membekas di benak bangsa Indonesia. Terlebih bagi kaum santri yang merupakan salah satu elemen masyarakat yang bergerak di garis depan dalam memperjuangkan kemerdekaan.

Peristiwa bersejarah tersebut kini diperingati sebagai Hari Santri Nasional, yang diperingati setiap tahun pada 22 Oktober. Sesuai ketetapan Presiden Joko Widodo pada tanggal yang sama pada 2015 di Masjid Istiqlal, Jakarta.

Tahun berlalu, kini Indonesia juga tengah berjuang melawan musuh tak kasat mata, yaitu pandemi virus corona baru (Sars-CoV-2) yang menyebabkan COVID-19. Pesantren, sebagai tempat santri mengenyam pendidikan pun tak luput dari virus berbahaya ini. Pada Hari Santri Nasional 2020 ini mengambil tema Santri Sehat, Indonesia Kuat.

Salah satu yang cukup menyita perhatian publik adalah kasus yang terjadi di Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Banyuwangi. Ratusan santrinya terpapar COVID-19. Kondisi belajar pun tak lagi sama, begitu pula kegiatan pondok.

Walaupun kondisi berat, semangat menuntut ilmu para santri tetap terjaga meski harus memperketat disiplin protokol kesehatan demi menjaga keselamatan santri.

Salah satu pengurus Pondok Blokagung yang juga bagian dari petugas penanganan COVID-19 pondok, Mokhtar Nabil mengatakan masa sulit itu berangsur pulih.

"Pada kasus pertama terjadi di pondok ini setalah ada santri yang mengeluh sakit. Setelah dirujuk ke rumah sakit dan di-swab, ternyata hasilnya positif,” kata Gus Nabil, sapaan akrabnya, saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Kamis, 22 Oktober 2020.

Penyebaran kasus COVID-19 di Pondok Blokagung pun makin banyak. Bantuan dari pemerintah kabupaten Banyuwangi pun datang. Hingga akhirnya diputuskan untuk menutup akses pesantren.

"Mulai 2 kilometer ke arah pesantren sudah ditutup,” ujar dia.

Selama akses pesantren ditutup, banyak bantuan yang datang dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan pihak lain yang terkait. Mulai dari penyediaan makanan sehat, suplemen, hingga obat-obatan tradisional.

"Makan tiga kali sehari untuk 6 ribu santri selama lockdown,” kata Gus Nabil.

Setelah 14 hari menjalani masa karantina, semua santri dinyatakan bebas COVID-19 oleh Kemenkes dan Satgas COVID-19 Banyuwangi. Pihak pesantren pun mengadakan acara syukuran bertajuk “Wisuda Penyintas COVID-19” pada 13 September 2020.

“Ada 30 perwakilan dari penyintas COVID-19 lelaki dan 30 perempuan. Mereka disambut dengan bahagia,” kenang Gus Nabil.

Gus Nabil melanjutkan, semua santri yang pernah terkena COVID-19 itu umumnya tidak punya gejala yang serius seperti gangguan pernafasan. “Alhamdulillah semua sembuh dan tidak ada korban jiwa,” ucapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.