Sukses

Anggota DPRD Soroti Proyek Pembangunan di Surabaya

Liputan6.com, Jakarta - Anggota DPRD Surabaya menyoroti sejumlah proyek senilai ratusan miliar rupiah di Surabaya, Jawa Timur.  Hal ini karena dinilai tidak ada efek ekonomi untuk rakyat.

Anggota Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Kota Surabaya Buchori Imron menuturkan, banyak proyek Pemkot Surabaya tanpa perencanaan dan Detail Engineering Design (DED) yang matang.

"Sehingga yang terjadi, pembangunan itu hanya asal atau juga sesuai dengan pesanan penguasa," ujar dia, seperti dikutip dari Antara, Kamis, (22/10/2020).

Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kota Surabaya ini mencontohkan jembatan bambu yang dibangun di Kawasan Wisata Mangrove, Wonorejo, Rungkut, Surabaya.

Jembatan yang dibangun dengan APBD Kota Surabaya senilai Rp1,2 miliar itu saat ini tidak terawat dan beberapa bagian sisinya kondisinya ambruk.

"Proyeknya kebanyakan tanpa konsep dan DED yang jelas, langsung dikerjakan begitu saja, proyek jembatan mangrove itu kecil, tapi kalau sampai roboh banyak wisatawan datang ke sana memalukan, masak Pemkot tidak punya tenaga di paling bawah, tempat wisata kok amburadul," ujar dia.

Anggota DPRD Surabaya dua periode ini mempertanyakan anggaran pembangunan jembatan dengan bahan bambu yang menghabiskan dana miliaran rupiah sungguh tidak masuk akal.

Secara kasat mata saja bisa diperkirakan, estimasi anggaran yang dibutuhkan harusnya dikisaran ratusan juta itupun sudah sangat cukup dan jembatan yang dihasilkan pasti berkualitas.

"Itu tidak masuk akal, kalau hanya bahan bambu ratusan juta sudah cukup," ungkapnya.

Dia menuturkan, Pemkot Surabaya perlu mencontoh ke Probolinggo dalam penataan kawasan mengrove. Di Probolinggo jembatan yang membentang di mangrove terbuat dari besi dengan memiliki desain yang cantik. Bahkan di tengah hutan mangrove ada rumah makan.

Kegagalan pemkot dalam pembangunan tidak hanya itu, pembangunan Jembatan Suroboyo di kawasan wisata Kenjeran tidak disertai DED yang matang. Pembangunan jembatan yang menghabiskan dana APBD Kota Surabaya sebesar Rp208 miliar itu saat ini kondisinya tidak difungsikan, bahkan ditutup.

Jembatan Suroboyo itu juga, tiba-tiba dikerjakan begitu saja, DED-nya tidak ada, itu tidak bagus. Apalagi sekarang ditutup, tidak memberikan manfaat pada masyarakat sekitar, bahkan tidak ada efek ekonominya sama sekali.

Buchori membandingkan, dana pembangunan Jembatan Suroboyo jika dipakai untuk kesejahterakan rakyat Surabaya akan sangat bagus. Manfaatnya langsung terasa oleh rakyat yang membutuhkan.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Proyek Pembangunan Lainnya

Tidak berhenti di situ, Terminal Kedung Cowek yang kondisinya sudah sekian tahun mangkrak, padahal pembangunannya menyedot APBD Kota Surabaya hingga puluhan miliar, namun lagi-lagi tidak memberikan dampak ekonomi pada masyarakat.

"Sentra Ikan Bulak juga menjadi deretan proyek gagal Pemkot Surabaya, sedikit sekali manfaatnya, modal yang dikeluarkan tidak sesuai dengan manfaat yang dirasakan warga. adalagi cable car yang 800 meter di Tambak Wedi, mangkrak juga, Kalimas juga bangun rumah pompa saja nggak selesai-selesai, banyak sekali proyek pemkot itu yang manfaatnya nggak dirasakan masyarakat," katanya.

Buchori menegaskan, ironis yang terjadi selama ini Pemkot Surabaya asal membangun dan DPRD Surabaya sebagai fungsi kontrol pemkot, terutama Komisi C yang membidangi pembangunan tidak pernah diajak diskusi untuk memberi masukan dalam setiap proyek pembangunan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkot Surabaya Yuniarto Herlambang mengatakan bahwa jembatan bambu yang rusak saat ini masih belum bisa dibenahi.

"Untuk saat ini belum ada pembenahan. Anggaran belum ada," katanya.

Saat ditanya apakah akan dibenahi tahun mendatang? Herlambang belum bisa memastikan. "Kalau anggaran sudah normal. Semoga," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.