Sukses

Dinas Sosial Bawa Hasil Produk Penyandang Disabilitas di Jatim Fair 2020

Dinas Sosial Jatim terus membina penyandang disabilitas dalam upaya meningkatkan keterampilannya.

Liputan6.com, Surabaya - Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Jawa Timur (Jatim), Alwi mengaku produk dan  hasil karya masyarakat berkebutuhan khusus dan penyandang disabilitas binaan Dinas Sosial Jatim, menurun di tengah pandemi COVID-19. 

Oleh karena itu, Alwi menuturkan, pihaknya sengaja memamerkan produk atau kerajinan dari penyandang disabilitas binaan Dinas Sosial Jatim, di acara Jatim Fair 2020 di Surabaya, Jawa Timur.

"Kerajinan yang dipamerkan adalah kain sulam, cangkir, merchandise, dan lain sebagainya. Kita juga membawa sebagian dari mereka untuk bisa langsung memperlihatkan keahliannya," tutur Awi, Kamis (22/10/2020). 

"Kami menampilkan produk dari anak-anak kami yang ada di berbagai UPT. Mereka orang-orang yang masuk dalam kategori berkebutuhan khusus tapi mereka punya ketrampilan, kita berdayakan," ia menambahkan.

Alwi menegaskan, pihaknya terus membina penyandang disabilitas dalam upaya meningkatkan keterampilannya. Dengan demikian, para penyandang disablitas tersebut bisa memperoleh penghasilan dan tidak lagi menjadi beban. 

"Hasil keterampilan pemberdayaan yang kita berikan kepada mereka, kita tampilkan. Hanya bedanya tahun ini karena memang spacenya sangat terbatas karena COVID-19, maka hanya sebagian yang kita tampilkan. Yang lain kita tampilkan secara online," ucap Alwi.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Melindungi Penyandang Disabilitas

Sementara terkait menurunnya produk dari penyandang disabilitas di tengah pandemi COVID-19, lanjut Awi, pihaknya memang membatasi akses para penyandang disabilitas dengan konsumen. Hal tersebut dimaksudkan untuk menghindarkan mereka dari penularan COVID-19.

"Jadi memang kami batasi di era pandemi  ini mereka bisa terlindungi agar tidak terkena COVID-19, sehingga akses dengan orang luar kita batasi. Kecuali guru-guru dan pelatih yang setiap saat mengajari mereka," ujar Alwi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.