Sukses

Smart Kampung ala Banyuwangi Bakal Jadi 'Amunisi' Anas di Seminar Internasional

Seminar daring diikuti oleh sejumlah narasumber yang terdiri atas kepala daerah dan ahli kesehatan dari beberapa negara.

Liputan6.com, Jakarta - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas didaulat menjadi pembicara dalam seminar daring (webinar) Smart City International terkait dengan pengembangan sistem smart kampung Banyuwangi menghadapi pandemik COVID-19 yang digelar oleh Councils of Asian Liberals and Democrats (CALD) yang berbasis di Filipina.

Seminar daring diikuti oleh sejumlah narasumber yang terdiri atas kepala daerah dan ahli kesehatan dari beberapa negara, di antaranya Deputy Director-General Taiwan Centers for Disease Control, Yi-Chun Lo, Chief Director/Advisor Smart City National Strategic Program Korean Smart Cities Special Committe, Dae Yeon Cho, Walikota Roxas City, Filipina, Ronnie T Davidas dan Bupati Abdullah Azwar Anas mewakili Indonesia.

"Seminar daring Dewan Liberal dan Demokrat Asia (Councils of Asian Liberals and Democrats/CALD) ini untuk membahas bagaimana kita dapat menata kembali smart cities serta peluang apa yang dapat ditawarkan dalam menghadapi pandemik. Praktik-praktik baik kita bahas bersama di forum tersebut," ujar Bupati Anas, di Banyuwangi, Jumat, 30 Oktober 2020.

Banyak hal dibahas dalam seminar daring ini, mulai bagaimana respons cepat daerah menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi akibat COVID-19, bagaimana teknologi mempermudah penanganan COVID-19, hingga bagaimana peran pemerintah daerah melakukan perencanaan ulang daerahnya pascapandemi, dilansir dari Antara.

"Tentunya pemanfaatan teknologi-lah yang memungkinkan penanganan COVID-19 bisa dilakukan secara lebih baik. Kita terus bekerja ke arah tersebut," ucap dia.

Menurut Azwar Anas, Banyuwangi telah mengoptimalkan sistem Smart Kampung, sistem smart city yang diusung oleh Banyuwangi. Lewat Smart Kampung, problem sosial akibat COVID-19 berusaha dipecahkan Banyuwangi dengan program pendataan bantuan sosial bagi warga.

"Program Smart Kampung sangat membantu dalam hal pendataan bantuan sosial, meski memang harus diakui masih ada satu dua kasus skala kecil yang wajar terjadi di tengah shock datangnya pandemi ini," katanya.

Banyuwangi juga membuka pelaporan daring bantuan sosial bagi warga terdampak pandemi COVID-19 yang terintegrasi dengan sistem Smart Kampung.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Smart Kampung Ala Banyuwangi

Sistem pelaporan ini digunakan untuk menampung warga yang belum terdaftar di skema jaring pengaman sosial, baik dari pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten. Selain itu, warga bisa mengecek para penerima bansos dari pusat, provinsi, maupun kabupaten.

"Dalam pelaporan bansos daring ini ada dua fitur pelaporan warga yang belum menerima bantuan dan pengecekan penerima bansos. Basisnya adalah nomor induk kependudukan (NIK) yang kami silangkan dengan Smart Kampung yang telah mempunyai basis data lengkap semua penerima bantuan. Jadi tidak ada data ganda," papar-nya.

Selain itu, lanjut Bupati Anas, Smart Kampung juga disediakan data rumah isolasi yang bisa digunakan setiap warga, dan warga tinggal memilih rumah isolasi terdekat.

Azwar Anas juga menyampaikan jika sampai saat ini pihaknya terus membenahi skenario adaptasi kebiasaan baru pariwisata. Pariwisata sendiri menjadi salah satu penggerak ekonomi di Banyuwangi, mulai dari sertifikasi protokol kesehatan hingga penggunaan teknologi untuk mendukung protokol.

Sertifikasi dilakukan ke destinasi, hotel, homestay, kafe, restoran, warung rakyat untuk mengecek protokol kesehatannya. Sertifikasi bagi warung rakyat dilakukan untuk memberi jaminan keamanan, kesehatan dan keselamatan bagi semua yang terlibat di sektor ini.

"Yang sudah oke, diberi sertifikat, ditempelkan di lokasi dan ditampilkan di aplikasi sehingga mudah dicari wisatawan. Tapi dievaluasi berkala, jika melanggar, sertifikatnya dicabut. Juga ada pengaturan kapasitas jumlah pengunjung," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.