Sukses

Petani Semangka dan Melon di Lamongan Belum Bisa Cicipi Manisnya Panen

Kondisi menyedihkan itu dialami petani Karanggeneng dan sekitarnya di Lamongan lantaran kondisi buah semangka dan melon terendam air karena curah hujan tinggi.

Liputan6.com, Jakarta - Petani semangka, melon dan blewah di Kecamatan Karanggeneng dan sekitarnya, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur belum dapat menikmati manisnya hasil panen setelah tanamannya rusak. Hal itu akibat intensitas hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir.

Buah-buahan yang sudah siap dipanen tersebut membusuk di tengah sawah karena terendam air. Kondisi menyedihkan itu dialami petani Karanggeneng dan sekitarnya di Lamongan. Petani itu hanya bisa pasrah melihat tanaman yang seharusnya menghasilkan pundi-pundi uang kini hanya menjadi sampah.

"Sebenarnya sebentar lagi mau saya panen, tapi sekarang terendam air, jadinya busuk semua," kata Yanto, salah satu petani yang ada di Desa Banteng Putih, Kecamatan Karanggeneng, Selasa (3/11/2020), seperti dikutip dari Times Indonesia.

Menurut Yanto, satu hektare lahan biasanya bisa menghasilkan sekitar 2 ton semangka atau melon dan menghasilkan uang kurang lebih Rp 35 juta dari hasil penjualan. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk perawatan dan sebagainya mencapai Rp 10 juta.

"Tapi kalau sekarang kena cuaca buruk seperti ini, belum lagi serangan tikus, paling ya dapat uang Rp 1 juta per hektar. Pokoknya jauh dari biaya yang telah kami keluarkan," ujar dia.

 

Simak berita menarik lainnya dari Times Indonesia di sini

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harga Semangka dan Melon Anjlok

Penderitaan petani semakin bertambah lantaran harga semangka dan melon juga anjlok. Jika sebelumnya per kilo bisa seharga Rp 5 ribu hingga Rp 6 ribu, kini per kilogram hanya Rp 1.400 saja.

"Sekarang ya cuma bisa pasrah mas, mau bagaimana lagi. Semoga musim depan cuaca lebih bersahabat dan serangan hama tikus bisa dikendalikan," ucap Yanto.

Selain petani Desa Banteng Putih, kondisi yang sama juga dialami petani buah di Desa Latukan. Mereka juga hanya bisa pasrah menghadapi musim yang tak menentu.

"Sama mas, enggak bisa dipanen, busuk semua," kata Yuli, salah satu petani di Desa Latukan.

Dua desa di Kecamatan Karanggeneng tersebut memang jadi salah satu sentra penghasil melon, semangka dan blewah Kabupaten Lamongan. Ada lebih dari 2 hektare lahan yang ditanami buah-buahan yang tinggi kandungan air tersebut, setiap musim kemarau.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.