Sukses

Pakar Kesehatan: Kasus Aktif COVID-19 di Jatim Turun tapi Belum Aman

Pakar Kesehatan Masyarakat dari Universitas Airlangga, Windhu Purnomo menuturkan, Jawa Timur sudah mencapai puncak kasus baru COVID-19 pada akhir Agustus 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus aktif COVID-19 di Jawa Timur cenderung turun, tetapi kondisi masih belum aman seiring kasus baru dan kematian karena COVID-19 masih bertambah.

Pakar Kesehatan Masyarakat dari Universitas Airlangga, Windhu Purnomo menuturkan, Jawa Timur sudah mencapai puncak kasus baru COVID-19 pada akhir Agustus 2020.

Namun, kasus baru COVID-19 di Jawa Timur stagnan dan mendorong kasus kumulatif tetap naik. Hal ini karena penularan COVID-19 masih terjadi di masyarakat. Ada tambahan pasien positif COVID-19 sebanyak 289 orang di Jawa Timur. Dengan demikian, total kasus positif COVID-19 sebanyak 54.080 orang hingga Jumat, 6 November 2020.

"Per hari 200, 240,250,260 sekitar itu. Kasus baru stagnan, tidak naik dan tidak turun. Akan tetapi belum tahu nanti hasil dari libur panjang lima hari karena belum beri efek. Kasusnya akan terlihat pada lima hari hingga dua minggu,” ujar Windhu saat dihubungi Liputan6.com, seperti ditulis Sabtu, (7/11/2020).

Meski demikian, Windhu menilai kasus baru COVID-19 stagnan belum tentu baik. Salah satu indikator pengendalian COVID-19 berhasil, menurut Windhu jika tambahan kasus baru COVID-19 dapat turun. "Stagnan tidak bagus juga, berhasil kendalikan itu (kalau-red) penambahan kasus turun," kata dia.

Tambahan kasus baru COVID-19 masih terjadi di Jawa Timur, menurut Windhu karena penularan COVID-19 masih berlangsung. Di sisi lain, masyarakat juga seluruhnya belum jalankan protokol kesehatan.

"Coba pergi ke beberapa daerah banyak yang sudah lepas masker. Di Jember, banyak orang di jalan tidak pernah pakai masker,” tutur dia.

Windhu menuturkan, kasus aktif COVID-19 memang cenderung turun. Pada Kamis, 5 November 2020, kasus aktif COVID-19 di Jawa Timur tercatat 4,03 persen. Kasus aktif COVID-19 mencapai 2.166. Windhu mengatakan, kasus aktif COVID-19 turun di Jawa Timur berdampak terhadap kapasitas rumah sakit yang menjadi longgar.

“Kasus aktif memang cenderung turun, hari-hari ini 4 persen, prediksi hingga 21 November 2020, turun terus (kasus aktif-COVID), kasus baru stagnan,” ujar dia.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kasus Aktif COVID-19 Diprediksi Turun Jadi 1,41 Persen

Kasus aktif COVID-19 di Jawa Timur diprediksi bisa sampai 1,41 persen hingga akhir November 2020. Prediksi tersebut disampaikan Tim Advokasi dan Surveilance COVID-19 Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair pada paparan 22 Oktober 2020.

Juru Bicara Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim, dr Makhyan Jibril menuturkan, pihaknya selalu berkonsultasi kepada para pakar epidemiologi dari FKM Universitas Airlangga. Pada paparan FKM Unair 22 Oktober 2020 disebutkan tren kesembuhan meningkat dengan kasus baru yang relatif landai membuat tren kasus aktif menurun.

"Dalam presentasi tersebut disebutkan kasus di akhir November diprediksi bisa sampai 1,41 persen, kasus aktif COVID-1. Perlu diingat kasus aktif berdasarkan persentasenya. Artinya kalau kasus 1,41 persen dari kumulatif 55 ribu kasus misalnya, masih ada 800-an kasus,” ujar dia.

Ia menuturkan, kasus aktif COVID-19 turun juga diikuti dengan jumlah testing meningkat di Jawa Timur. Pada Oktober 2020 naik tiga kali lipat dari Juni. “Juni tes PCR sebulan masih 30.549. Oktober bisa mencapai 90.926,” kata dia.

Selain itu, positivity rate atau tingkat positif di Jawa Timur, dokter Jibril mengatakan sudah turun menjadi tujuh persen dari sebelumnya 31 persen pada Juli 2020.

3 dari 3 halaman

Pakar Kesehatan Masyarakat: Kondisi Jawa Timur Belum Aman

Sementara itu, Windhu menuturkan, meski kasus aktif COVID-19 turun, kondisi Jawa Timur masih belum aman. Ini ditunjukkan dari kasus kematian karena COVID-19 di Jawa Timur masih tinggi. Tercatat angka kematian COVID-19 mencapai 3.870 jiwa atau 7,16 persen hingga 6 November 2020.

Selain itu, kasus baru COVID-19 juga masih bertambah. Di sisi lain, angka kesembuhan pasien COVID-19 cukup tinggi di Jawa Timur. Tercatat pasien sembuh dari COVID-19 bertambah 270 orang menjadi 48.042 pada Jumat, 6 November 2020. Windhu mengapresiasi angka kesembuhan tinggi. Akan tetapi, ia mengingatkan kondisi COVID-19 di Jawa Timur masih belum aman.

"Jawa Timur sudah membaik tapi masih belum aman. Angka kematian masih tinggi, kasus baru masih stagnan. Kasus aktif turun tetapi jangan senang dulu,” kata dia.

Oleh karena itu, Windhu mengingatkan agar masyarakat tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.

Pemerintah daerah juga harus meningkatkan jumlah testing dan tracing. Meski demikian, ia apresiasi langkah-langkah yang dilakukan pemerintah provinsi Jawa Timur untuk penanganan COVID-19 meski testing belum masif. 

"Di Jawa Timur testing belum memadai baru 60-70 persen per hari dari batas minimal 5.700. Masih 4.000-3.000,” kata dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.