Sukses

Temuan Baru Arkeolog di Pertirtaan Kuno Gunung Klotok Kediri

Ada struktur sumber air dari lokasi temuan pertirtaan kuno di Gunung Klotok Kota Kediri.

Liputan6.com, Surabaya- Ada struktur sumber air dari lokasi temuan pertirtaan kuno di Gunung Klotok Kota Kediri. Pola pertirtaan di Kediri ini kembali ditemukan arkeolog dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim.

Perkembangan temuan pola pertirtaan di Kediri ini masih 50 persen. Tempat ini memiliki dua bilik yang ukurannya tidak sama, yakni sisi utara lebih besar ketimbang selatan.

BPCB Jatim sudah melakukan ekskavasi lokasi pertirtaandi areal Gunung Klotok Kediri selama satu minggu. Akan tetapi, saat ini belum ada pengukuran karena sejumlah sudut pertirtaan itu belum ditemukan.

Lokasi petirtaan itu juga cukup dalam tertutup tanah berpasir yang diduga dari material letusan Gunung Kelud (1.731 meter di atas permukaan laut) serta longsor besar yang terjadi sekitar 2004 di Gunung Klotok hingga menutupi struktur tersebut. Struktur itu tertutup dengan kedalaman hampir satu meter, sedangkan yang di luar struktur sekitar 30 sentimeter, di atasnya juga ada sedimen batu besar sisa longsor.

“Untuk arca pelengkap yang umumnya ditemukan di sebuah petirtaan, belum ditemukan yang posisinya masih di tempatnya, kami hanya menemukan satu fragmen bagian belakang jaladwara,” ujar arkeolog dari BPCB Jawa Timur Nugroho Harjo Lukito di Kediri, seperti yang dikutip dari Antara, Minggu (29/11/2020).

Jaladwara adalah binatang bawah yang mirip ikan, mulutnya menganga dan terdapat lubang. Bibir atasnya melingkar ke atas seperti belalai gajah yang diangkat.

Pada bagian belakang terdapat ekor panjang yang berfungsi sebagai saluran air dan di tempatkan di sudut-sudut bangunan candi. Jaladwara ini berfungsi untuk menyalurkan air saat hujan.

Biasanya, Jaladwara berada pada dinding bilik, tepatnya di tengah dinding bilik. Keempat sisi petirtaan dari berbagai temuan juga selalu terdapat jaladwara, tergantung melihat seberapa luas dimensi bilik tersebut untuk menentukan jumlah jaladwara yang terpasang.

Jaladwara tidak mengacu pada salah satu aliran, seperti Hindu atau Buddha pada zaman tersebut, melainkan berkaitan dengan unsur kehidupan, kesuburan atau berkaitan dengan air.

“Dilihat dari kumpulan kawasan Gunung Klotok Kediri yang di dalamnya banyak arkeologi masa Kerajaan Kadiri, petirtaan ini diduga juga dari masa Kadiri,” ucapnya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.