Sukses

55 Tenaga Medis RSUD Trenggalek Sembuh dari COVID-19

Masih ada 43 orang pegawai di lingkungan RSUD yang dinyatakan positif COVID-19 setelah dilakukan tracing atau penelusuran kedua.

Liputan6.com, Jakarta - Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menyebutkan sebanyak 55 orang tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter dan perawat RSUD dr. Soedomo, Trenggalek, Jawa Timur, dinyatakan sembuh dari virus corona COVID-19.

Sebelumnya, terdapat lebih dari 101 tenaga kesehatan dan staf nonmedis rumah sakit daerah milik Pemkab Trenggalek yang terpapar virus corona COVID-19.

"Untuk yang 58 dokter dan karyawan rumah sakit telah dilakukan tes usap ulang. Hasilnya 55 orang dinyatakan sembuh dan tiga orang lainnya masih positif," kata Bupati Nur Arifin, dilansir dari Antara.

Selain 58 orang tenaga medis dan karyawan yang teridentifikasi terpapar COVID-19 berdasar hasil tracing pertama pekan lalu, masih ada 43 orang pegawai di lingkungan RSUD yang dinyatakan positif COVID-19 setelah dilakukan tracing atau penelusuran kedua.

Mereka saat ini memasuki fase pemeriksaan dengan dilakukan tes usap ulang guna memastikan kondisi kesehatan mereka pascadinyatakan positif COVID-19.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kembali Melayani di Rumah Sakit

Kata Arifin, kesembuhan klaster rumah sakit dinilai lebih cepat dari pasien-pasien lainya. Fakta itu setidaknya terbaca dari alat pengukur cycle threshold value atau nilai CT.

Nilai CT ini berbanding terbalik dengan kemampuan virus untuk menular ke orang lain. Artinya, semakin tinggi nilai CT, semakin rendah kemungkinan virus untuk menyebabkan infeksi.

Arifin menambahkan dengan hasil ini, mereka bisa segera kembali lagi memberikan pelayanan di rumah sakit.

Untuk dokter spesialis tanpa gejala, diminta untuk tetap bisa memberikan pelayanan di poli rawat jalan maupun rawat inap, minimal secara kontak telepon.

"Kepala ruangan mungkin nanti membawa ponsel, kemudian menyapa pasien dan pasien bisa langsung mendengar suara dokter. Biasanya, pasien ketika mendapati keluhan dan ketika yang menjelaskan perawat, kadang keluarga atau si pasien kurang puas. Ini yang harus dilakukan, sehingga dari semua poli bisa tetap memberikan pelayanan," kata Nur Arifin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.