Sukses

Ada Isu Risma Dapat Tawaran Jadi Mensos, Ini Kata Pengamat Politik Unair

Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Airlangga (Unair), Prof Kacung Marijan menuturkan, posisi Risma di pemerintahan tergantung partai dan Jokowi.

Liputan6.com, Surabaya - Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Airlangga (Unair), Prof Kacung Marijan menegaskan, karier politik Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) masih berlanjut dan tidak akan berhenti setelah masa jabatan kepimpinannya di Kota Pahlawan sudah selesai. 

"Karier politik bu Risma tidak akan berhenti atau mati di sini saja, karena beliau menjabat sebagai pengurus partai. Beliau juga masih baru menempati posisi itu," ujar dia kepada Liputan6.com melalui sambungan telepon saat dikonfirmasi mengenai kelanjutan karier politik Wali Kota Risma, Senin (14/12/2020). 

Dia menuturkan, Wali Kota Risma menjabat sebagai pengurus partai lebih dari empat tahun. Kecuali kalau Wali Kota Risma bukan pengurus partai dan tidak menjabat, berarti ada masa tenggang atau istirahat. 

"Tapi kalau untuk jabatan partai tidak ada masa tenggang karena masih pengurus partai," ujar dia.

Hanya untuk jabatan di pemerintahan, ia menuturkan, masih menunggu misalnya soal menteri yang masih kosong yaitu menteri KKP dan Mensos.

Akan tetapi,  menurut Kacung, masih ada saja kemungkinan,  untuk bisa masuk menjadi menteri. Karena kalau dari segi kualifikasi Wali Kota Risma memenuhi dan terbukti memimpin Surabaya. 

"Tapi soal jadi tidaknya tergantung, endorsement partai dan Pak Jokowi mau atau tidak dan soal itu saya tidak bisa menjawab karena yang tahu ya Bu Mega dan Pak Jokowi," ujarnya. 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Wali Kota Risma Dikabarkan Dapat Tawaran Jadi Menteri Sosial

Sebelumnya, Plt Ketua DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Surabaya, Yusuf Lakaseng, membeberkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) mendapat tawaran menggantikan Juliari Peter Batubara sebagai Menteri Sosial yang tersandung kasus korupsi.

"Saya dapat kabar, jika nantinya Ibu Risma ditunjuk Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Sosial di Kabinet Indonesia Maju," katanya di acara tasyakuran kemenangan pasangan Eri Cahyadi-Armuji di Surabaya, Minggu, 13 Desember 2020.

Yusuf semakin yakin kinerja Wali Kota Risma cukup bagus. Terlebih lagi, Risma sudah mengubah wajah Surabaya, bahkan sudah dunia, dilansir dari Antara.

"Di Surabaya, wali kota bisa langsung meloncat ke menteri, tanpa harus menjadi Gubernur Jawa Timur terlebih dahulu. Ini menunjukkan kalau Surabaya itu kota mendunia," katanya.

Sementara itu, Cawali Surabaya Eri Cahyadi yang menyempatkan hadir dalam tasyakuran itu mengatakan dirinya salut dengan kinerja partai milenial ini.

"Saya yakin, Surabaya membutuhkan pemikiran-pemikiran segar seperti PSI yang mayoritas para pemuda. Saya dan Cak Armuji juga berterima kasih sebanyak-banyaknya kepada PSI, karena partai ini datang ke tempat saya dan memberikan surat dukungannya tanpa embel-embel apapun," kata Eri.

 Tak hanya itu, Eri Cahyadi yang saat ini yakin menang akan menerima PSI sebagai tamunya, teristimewa di rumah dinas.

"Saya tetap bertempat tinggal di rumah saya sendiri. Kecuali kalau menerima tamu, pakai rumah dinas yang berhadapan dengan rumah dinas Cak Armuji nantinya," katanya.

Sejauh ini suara yang sudah terkumpul di KPU Surabaya sebanyak 83,33 persen. Pasangan Eri-Armuji unggul sementara dengan perolehan suara 57,2 persen dan Machfud Arifin-Mujiaman 42,8 persen.

Sementara itu, anggota DPRD Surabaya dari Fraksi PSI Josiah Michel mengatakan pihaknya siap mendukung penuh dan terdepan calon wali kota dan calon wakil wali kota Surabaya terpilih.

"Karena ini adalah awal dari langkah kita untuk bekerja bagi masyarakat Surabaya," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.