Sukses

DPRD Sidak, Petugas dan Pedagang Pasar Induk Bondowoso Justru Ricuh

Mereka enggan berpindah ke lantai atas. Mereka mengaku pendapatan menurun drastis karena pembeli sepi.

Liputan6.com, Surabaya - Pemandangan kurang menyenangkan diterima Komisi II DPRD Bondowoso saat sidak ke Pasar Induk Bondowoso untuk melihat kondisi dan penataan pedagang. 

Awalnya sidak berjalan biasa-biasa saja. Rombongan komisi II DPRD Bondowoso melihat kondisi kios dan berkomunikasi dengan sejumlah pedagang. Namun, tiba-tiba sejumlah pedagang pasar sore, naik ke lantai atas dan menemui langsung anggota DPRD. Mereka lantas mengajak sejumlah dewan untuk melihat lapak yang disediakan Pemkab.

Mereka kemudian menyampaikan sejumlah aspirasi. Endang, perwakilan pedagang pasar sore meyebut lokasi di atas sangat tidak layak, dimana kalau malam gelap dan tidak ada sirkulasi udara yang memadai.

Mereka enggan berpindah ke lantai atas. Mereka mengaku pendapatan menurun drastis karena pembeli sepi.

"Kenapa pasar pagi diam adem ayem, karena kalau pagi pedagang melayani pembeli partai besar seperti katering dan pembeli dengan jumlah besar," kata pedagang lain, Iis seperti dikutip Timesindonesia, Kamis (21/1/2021).

Hal itu membuat pedagang pasar pagi yang lagi berjualan naik pitam. Adu mulut pun tidak bisa dihindarkan. Bahkan mereka melakukan aksi dorong-dorongan.

"Seharusnya para pedagang pasar sore bersedia di relokasi. Pasar Induk milik pemerintah, sehingga para pedagang memang seharusnya menaati peraturan yang ada,"  kata Sugiyarto (62) Pedagang di lantai 2.

Sejumlah anggota dewan yang terjebak dalam kerumunan berusaha melerai. Namun kedua kelompok pedagang tak mau mengalah.

Bahkan hampir terjadi adu fisik. Namun petugas dan anggota DPRD Bondowoso terus berusaha memisahkan mereka. Beberapa menit kemudian anggota DPRD berhasil meredam emosi kedua belah pihak.

"Tolong tenang, nanti akan kita bicarakan. Kita cari solusi yang baik untuk semua," kata Wakil Ketua Komisi II DPRD Bondowoso, A Mansur, sambil melerai pedagang.

Anggota DPRD pun turun ke lantai 1, pedagang sore yang mengaku sudah 10 hari tak berjualan itu terus mendesak dewan segera mencari solusi, agar mereka tetap berjualan di bawah. Mereka mengaku juga tidak pernah diajak berkomunikasi oleh dinas terkait.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Diluar Kendali

Beberapa petugas pasar pun juga tampak emosi. Akibatnya kemudian adu mulut antara petugas dan pedagang pasar sore tak terhindarkan. Ricuh kembali terjadi di sebelah timur parkir kendaraan. Saat itu DPRD lagi meninjau lapak milik pedagang pasar sore yang diamankan petugas. 

Lagi-lagi sejumlah anggota dewan terjebak dalam kericuhan. Dalam kondisi itu, anggota legislatif tersebut berusaha tetap menenangkan kedua belah pihak. Akhirnya mereka berhasil dilerai.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Induk Bondowoso, Didik Muriyanto mengatakan, bahwa itu di luar kendali pihak pasar.

"Itu kan pedagang sendiri yang membuat ricuh, bukan kita. Itu pedagang sore," katanya saat dikonfirmasi.

Beberapa hari lalu Komisi II DPRD Bondowoso menerima pedagang sore, Diskoperindag, pihak pasar dan pedagang pagi. Tapi ketegangan antara pedagang sore Pasar Induk Bondowoso dan petugas belum menemukan solusi. Petugas menginginkan zonasi, sementara pedagang ingin tetap berjualan di bawah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.