Sukses

BPBD Jatim: Banjir Pasuruan karena Permukaan Tanah Turun

Banjir di wilayah tersebut, lanjut Yanuar, selain lantaran kondisi gradasi tanah yang menurun, juga permukaan air sungai lebih tinggi, sehingga air meluber ke jalan dan area pemukiman warga.

Liputan6.com, Surabaya - Plt Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, Yanuar Rachmadi mengungkapkan, banjir di wilayah Gempol, Pasuruan, disinyalir disebabkan oleh turunnya permukaan tanah di wilayah tersebut. Dan hampir setiap tahun bisa dipastikan bakal terjadi banjir.

"Karena itu sudah merupakan cekungan, dan rasanya kalau mau menyesuaikan antara tinggi air dan jalan di daerah sana, itu akan memakan biaya yang cukup besar," ujarnya di Surabaya, Kamis (4/2/2021). 

Banjir di wilayah tersebut, lanjut Yanuar, selain lantaran kondisi gradasi tanah yang menurun, juga permukaan air sungai lebih tinggi, sehingga air meluber ke jalan dan area pemukiman warga.

"Penurunan hampir dua meter lebih, semenjak Lapindo," ucapnya.

Untuk sementara, lanjut Yanuar, opsi atau salah satu cara agar warga tidak terdampak banjir adalah relokasi. Akan tetapi, kata Yanuar, relokasi juga warga di wilayah terdampak banjir, belum tentu mau untuk dipindahkan. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sudah Parah

"Karena di sana masih ada giat ekonomi. Jadi masyarakat itu merasa, banjir ini hanya bulan bulan tertentu, tapi sisanya kering, mereka bisa berusaha. Makanya kebanyakan masyarakat, yang punya giat ekonomi disitu, bertahan," ujarnya.

Yanuar mengaku, lokasi Gempol memang terbilang sudah parah, selain konstruksi tanah yang sudah turun, ditambah saat ini curah hujan tinggi, dan permukaan air sungai lebih tinggi. 

"Sebagai upaya, untuk mengurangi genangan, BPBD telah mengoperasikan 8 pompa, juga dibantu pompa Lapindo, dan pompa swadaya masyarakat. Namun, air tidak bisa keluar, lantaran dibuang ke sungai, kembali lagi ke pemukiman," ucapnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.