Sukses

Suami Istri Meninggal Dunia Tertimpa Batu di Lumajang Akibat Gempa Malang

Korban meninggal dunia pasangan suami istri itu adalah Ahmad Fadholi dan Sri Yani, warga Desa Tempurejo, Kecamatan Tempursar.

Liputan6.com, Jakarta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang mencatat sebanyak lima orang meninggal dunia akibat gempa dengan magnitudo 6,7, yang kemudian diperbarui menjadi magnitudo 6,1 yang berpusat di wilayah Kabupaten Malang, Sabtu, pukul 14.00 WIB.

"Setelah petugas melakukan pengecekan di lapangan memang benar ada lima korban yang meninggal dunia akibat gempa yang berpusat di Malang," kata Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang M. Wawan Hadi Siswoyo saat dikonfirmasi per telepon, Sabtu malam, 10 April 2021.

Dari lima korban yang meninggal dunia, lanjut Wawan, tiga orang meninggal karena tertimpa reruntuhan bangunan rumahnya di Kecamatan Tempursari dan Pasrujambe, kemudian dua korban tewas lainnya merupakan pasangan suami istri yang tertimpa batu besar saat berkendara di Jalur Piket Nol Lumajang, dilansir dari Antara.

Korban meninggal dunia pasangan suami istri itu adalah Ahmad Fadholi dan Sri Yani, warga Desa Tempurejo, Kecamatan Tempursari, yang tertimpa batu besar saat melewati jalur Piket Nol.

Sedangkan korban yang tertimpa reruntuhan bangunan yakni Saden, warga Dusun Tawon Songo, Desa Pasrujambe, Kecamatan Pasrujambe; kemudian Juwanto dan Nasar yang merupakan warga Desa Kaliuling, Kecamatan Tempursari.

 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kerusakan Terparah

Hingga saat ini, petugas masih terus melakukan pencarian. "Kami masih terus melakukan pendataan jumlah rumah yang rusak di tujuh kecamatan yakni Kecamatan Tempursari, Pronojiwo, Gucialit, Pasrujambe, Senduro, Yosowilangun, dan Tekung," tuturnya.

Menurutnya, kerusakan terparah di Desa Kaliuling, Kecamatan Tempusari, sehingga dibuka posko pengungsi di wilayah tersebut untuk para korban gempa yang rumahnya rusak.

Wawan mengatakan petugas masih melakukan pendataan, sehingga belum bisa memastikan jumlah rumah yang rusak akibat guncangan gempa dengan magnitudo 6,1 tersebut.

"Saya mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Saya juga meminta warga agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.