Sukses

Keluhan Warga soal Penanganan Pasca-Gempa di Malang

Liputan6.com, Malang - Penanganan pasca bencana gempa Malang menemui sejumlah kendala. Keterbatasan sumberdaya personel penanganan serta cakupan wilayah yang luas jadi faktornya. Kendala itu tampak di desa terdampak bencana.

Warga RT 8 RW 1 Dusun Krajan, Desa Majangtengah, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, misalnya. Warga terdampak bencana gempa Malang mengaku belum mendapat pasokan pangan yang memadai, serta tak ada yang membantu perbaikan rumah.

“Sejak kemarin di RT kami ini seperti tidak ada yang peduli. Hanya sekali relawan datang membantu,” kata Edi, salah seorang warga setempat, Senin, 12 April 2021

Sejak gempa mengguncang, ia tak menghuni rumahnya yang rusak berat. Demikian pula tiga tetangga tepat di samping rumahnya. Padahal mereka butuh bantuan merobohkan rumah untuk meminimalisir bahaya.

“Perangkat desa pun tak keliling menengok seluruh kampung. Apa karena tempat kami terpencil jadi dilupakan,” keluh Edi.

Seorang warga lainnya, Aminah mengutarakan hal senada. Menurutnya, baru sekali bantuan bahan pangan didapat. Lokasi dapur umum juga dinilai terlampau jauh, membuat distribusi makanan ke warga terdampak tak maksimal.

“Kemarin saya minta bantuan lagi tapi tak diberi. Di dapur umum juga hanya berisi alat, tak ada bahan pangan yang dimasak,” ujar Aminah.

Ia dan tetangganya berinisiatif membuat dapur umum mandiri. Pasokan didapat dari tetangga yang rumahnya tak terdampak gempa Malang. Maupun mereka yang secara ekonomi lebih mampu. Ditambah lagi lokasi pendirian tenda pengungsi pun tak memerhatikan area.

“Itu tenda pengungsi didirikan di tempat yang rawan, kami tak mau di situ karena takut ada ular,” ucapnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kendala Lapangan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang sendiri mengakui ada sejumlah kendala dalam penanganan pasca bencana gempa Malang. Hal itu berdampak pada penanganan belum bisa berjalan dengan maksimal.

“Banyak informasi yang belum valid karena masih dalam kondisi panik,” tulis BPBD Kabupaten Malang dalam siaran tertulisnya.

Kendala lainnya, sumberdaya personel yang terlibat dalam penanganan pasca bencana sangat terbatas. Hal itu ditambah lagi dengan cakupan wilayah terdampak sangat luas. Total wilayah terdampak tersebar di 25 kecamatan.

Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,1 mengguncang Malang pada Sabtu, 10 April 2021 pada pukul 14.00 WIB. Titik pusat gempa berada di 90 kilometer barat daya Kabupaten Malang dengan kedalaman 25 kilometer. Guncangannya terasa di berbagai daerah.

Berdasarkan data terbaru BPBD, sampai dengan Senin, 12 April 2021 petang, total rumah rusak terdampak gempa Malang ada sebanyak 3.748 rumah. Rinciannya, 1.600 rusak ringan, 1.130 rusak sedang dan 1.018 rusak berat.

Sedangkan fasilitas umum yang rusak meliputi 170 sekolah, 51 rumah ibadah, 9 fasilitas kesehatan rusak dan 15 fasilitas umum lainnya. Seluruhnya tersebar di 25 kecamatan, padahal asesmen awal wilayah terdampak hanya di 23 kecamatan. Jumlah korban jiwa ada 3 orang meninggal dunia dan 54 orang luka-luka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.