Sukses

Surabaya Diminta Jadi Ikon Reformasi Birokrasi, Ini Alasannya

Menurut dia, bagian terpenting dari reformasi birokrasi adalah sumber daya manusia (SDM).

Liputan6.com, Surabaya - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengharapkan Kota Surabaya menjadi ikon reformasi birokrasi di Indonesia.

"Kami datang ke sini untuk belajar. Mudah-mudahan apa yang sudah dirintis sejak Bu Risma hingga saat ini menjadi model pemerintah kabupaten/kota lain," kata Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan Kementerian PPN/Bappenas Slamet Soedarsono di Pemkot Surabaya, Kamis (15/4/2021).

Menurut dia, bagian terpenting dari reformasi birokrasi adalah sumber daya manusia (SDM). Hanya, yang menjadi permasalahan atau kendala di banyak pemerintah daerah di Indonesia adalah masalah SDM.

"Kenapa yang satu bisa mengatasi ini, sedangkan yang lain mengeluh karena sistem dan kelembagaan yang susah serta SDM rendah," katanya.

Slamet mengatakan, aparatur sipil negara (ASN) merupakan bagian dari agen perubahan dan pembangunan. Selain itu, lanjut dia, ASN sebagai pemersatu karena dianggap memahami kebhinekaan, NKRI dan Pancasila.   

"Surabaya punya pengalaman dalam hal reformasi birokarsi. Kalau ini bagus, Medan, Bandung dan Makassar bisa mencontoh Surabaya. Jadi legowo tidak perlu belajar ke luar negeri, cukup di Surabaya saja," ujarnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Aplikasi Terintegrasi

Slamet mengatakan cara-cara yang ditempuh dan pendekatan yang dilakukan untuk kemajuan Kota Surabaya sudah terbukti dengan hijaunya kota dan masyarakat yang sejahtera.

"Tidak bisa menutup fakta, ada sentuhan dari kepemimpinan Bu Risma dan timnya saat itu. Jadi  unsur kepemimpinan itu penting," katanya.

Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Surabaya Ikhsan mengatakan pada saat awal pandemi, pihaknya sempat dalam kondisi bingung, karena pelayanan dituntut tetap jalan, sementara di salah satu sisi dikurangin intensitas interaksi.

"Tapi kemudian teman-teman di pemkot sering koordinasi untuk mempelajari hal-hal baru sehingga tercipta sejumlah aplikasi. Targetnya habis Lebaran tahun ini semua bisa jalan karena kami sudah menyiapkan apliksi yang terintegrasi," ujarnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.