Sukses

Rampung 100 Persen, Kenapa Jembatan Joyoboyo Surabaya Tak Kunjung Difungsikan?

Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya Baktiono mempertanyakan kebijakan Pemkot yang belum memfungsikan Jembatan Joyobowo, padahal j embatan tersebut sudah 100 persen selesai.

Liputan6.com, Surabaya - Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya Baktiono mempertanyakan kebijakan Pemkot yang belum memfungsikan Jembatan Joyoboyo, padahal j embatan tersebut sudah 100 persen selesai.

"Kami di Komisi C juga belum menerima laporan terkait uji kelayakan jembatan untuk digunakan," katanya di Surabaya, Jumat (16/4/2021).

Menurut dia, uji kelayakan ini sangat penting, karena menyangkut keamanan saat Jembatan Joyoboyo sudah dibuka. Hasil uji kelayakan ini agar Komisi C bisa memonitor, kekuatannya bertahan sampai berapa lama.

Ia menambahkan saat kondisi masih hujan seperti sekarang ini merupakan waktu yang baik untuk uji kelayakan Jembatan Joyoboyo karena saat kondisi jalan basah pasti ada arus air yang mengalir di bawah Jembatan Joyoboyo.

Jembatan Joyoboyo telah diuji coba dengan dua truk seberat 100 ton pada 19 Februari 2021. Uji coba itu dilakukan oleh tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

"Uji coba itu penting untuk jembatan itu bertahan lama. Apakah jembatan tersebut bergerak, dan bagaimana kondisi jembatan saat musim hujan? Berbeda uji kelayakan saat di musim panas, ya tentu beban jembatannya lebih ringan," ujarnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga (DPUBMP) Surabaya Erna Purnawati pada kesempatan sebelumnya menjelaskan, untuk pembangunan fisik Jembatan Joyoboyo sudah 100 persen selesai. Akan tetapi, saat ini pihaknya sedang menunggu kelengkapan administrasi.

"Karena itu, salah satu persyaratan harus diperiksa inspektorat dahulu. Untuk kekuatan bebannya oleh pakar dari ITS," katanya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pakar ITS Sebut Sudah Memenuhi Standar

Pakar Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Putu Raka mengatakan, dari pengujian tersebut, pihaknya mendata hasil pemantauannya, yaitu ukuran lendutan atau defleksi (perubahan bentuk pada benda karena tertimpa beban).

Oleh sebab itu, untuk konstruksi aspal beton, seperti Jembatan Joyoboyo, batasan kelendutan 1/800. Artinya, dari hasil pemeriksaan secara keseluruhan, defleksinya itu sudah memenuhi standar.

"Jadi, jembatan ini sudah memiliki kemampuan layanan ketika menerima beban kendaraan atau beban yang lewat," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.