Sukses

Pasien Covid-19 Melonjak, RSLI Surabaya Butuh Nakes Tambahan

Liputan6.com, Surabaya - Penanggung Jawab RSLI Surabaya Laksma TNI I Dewa Gede Nalendra berharap ada penambahan tenaga kesehatan untuk membantu penanganan pasien COVID-19 di rumah sakit tersebut.

"Ini mengingat jumlah pasien di RSLI sudah meningkat dan masih banyak juga yang daftar tunggu," ujarnya, Kamis (17/6/2021).

Di rumah sakit yang dikenal dengan rumah sakit darurat tersebut, jumlah kapasitas tempat tidur yang tersedia sebanyak 410 unit dengan tingkat keterisiannya sudah mencapai 377 unit.

Nalendra juga meminta tambahan tenaga kesehatan sebanyak enam dokter dan 12 perawat dari TNI, serta berharap tambahan tempat tidur dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Sementara itu, berdasarkan data dan kondisi di RSLI hingga hari ini, tercatat 377 pasien yang terdiri dari 56 orang pekerja migran Indonesia, 226 orang dari klaster Madura, 12 orang dari pondok pesantren, serta 82 orang dari umum.

"Khusus dari pekerja migran, sebanyak 184 pasien yang masuk, sudah ada 128 pasien pulang karena sudah sembuh sehingga masih ada 56 orang yang sedang dirawat," kata Ketua Pelaksana Relawan Program Pendampingan Keluarga Pasien COVID-19 (PPKPC) RSLI Radian Jadid.

Untuk klaster Madura, sebanyak 86,43 persen CT Value-nya di bawah 25, dan dari 240 pasien masuk, sebanyak 176 orang (73,3 persen) berasal dari Madura, selebihnya dari berbagai kota di Jatim, Jateng, Jabar dan sebagian luar pulau.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pasien Varian Delta Stabil

"Yang dirawat di RSLI 226 orang, sedangkan 14 orang lainnya dirujuk untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut," ucap dia.

Sedangkan, terhadap kondisi dua pasien terkonfirmasi varian baru COVID-19 Delta B 16172 (India), terpantau masih stabil dan dalam tahap penyembuhan dengan monitoring ketat, serta perawatan intensif dalam ruangan tersendiri.

"Lalu, untuk uji Whole Genome Sequencing (WGS) dari ITD Unair maupun Balitbangkes Jakarta Pusat, hingga hari ini belum ada tambahan hasil," tutur Radian.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.