Sukses

Panglima TNI: Sembako PPKM Darurat Harus Sampai ke Masyarakat

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto meminta sejumlah pihak, yakni kepala daerah, TNI/Polri, dan Satgas PPKM Mikro memperkuat koordinasi.

Liputan6.com, Surabaya - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto meminta sejumlah pihak, yakni kepala daerah, TNI/Polri, dan Satgas PPKM memperkuat koordinasi.

"PPKM Darurat kuncinya adalah kalau PPKM Mikro berhasil maka PPKM Darurat berhasil. PPKM ini diharapkan mengurangi mobilitas masyarakat. Maka kontak eratnya juga berkurang," ujarnya di Sidoarjo, Jumat (9/7/2021).

Mantan Kepala Staf Angkatan Udara ini juga mengingatkan kepada pemerintah agar memastikan kebutuhan harian seperti sembako dapat sampai ke masyarakat.

"Jika ini terlaksana, kami optimis kondisi Indonesia akan segera membaik," ucapnya usia meninjau posko PPKM di Desa Sawotratap, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo.

Hadi mengungkapkan, penanganan Covid-19 di Indonesia masih lemah, terutama dalam hal tracing terhadap kontak erat dari warga yang terpapar Covid-19.

Menurutnya, tracing yang dilakukan di Indonesia masih sangat lemah bahkan jauh dari standar World Health Organization (WHO).

"Saya sampaikan bahwa tugas PPKM Mikro yang penting adalah tracing kontak erat. Data nasional tracing kontak erat rendah 1 banding 1,06, artinya satu kena yang di-tracing hanya satu orang separuh gak sampai dua orang," ujarnya.

"Padahal aturan WHO 1 banding 30. Sehingga bisa memisahkan mana sehat dan mana yang OTG (orang tanpa gejala)," ucapnya.

Panglima mengaku, dari data yang ada hanya DKI Jakarta memperlihatkan adanya peningkatan tracing dibandingkan daerah lain di Indonesia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Ada Data

Ia mengatakan, tracing yang jelek ini karena Satgas PPKM Mikro yang ada di tiap desa maupun kampung tangguh tidak mendapat data hasil testing dari Dinas Kesehatan.

"Kedua, ada juga masyarakat melaksanakan PCR di labolatorium memang sudah dilaporkan secara aplikasi ke Dinkes namun tidak melaporkan ke posko PPKM," ujarnya.

"Ketiga, ada ngerasa sakit berdiam diri untuk isolasi mandiri. Akhirnya yang terjadi kasus positif di Indonesia terus naik," ucapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.