Sukses

Pekerja Migran Pamekasan Melahirkan Saat Karantina di Asrama Haji Surabaya

Hasanah, seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Pamekasan, melahirkan bayi perempuan saat menjalani masa karantina di gedung Asrama Haji Sukolilo Surabaya.

Liputan6.com, Surabaya - Hasanah, seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Pamekasan, melahirkan bayi perempuan saat menjalani masa karantina di gedung Asrama Haji Sukolilo Surabaya.

"Tadi pagi saat kami dari Tim Trenggana Satpol PP Jatim sedang bertugas di rumah isolasi OTG di gedung E2 Asrama Haji, kami mendapatkan panggilan telepon dari KKP. Ada seorang PMI yang akan melahirkan," ujar Ketua Tim Trenggana Satpol PP Jatim M Solihin, Kamis (22/7/2021).

Mendengar kabar itu, Solihin dan anggotanya langsung melepas baju hazmat dan menyeterilkan diri dengan menyemprot disinfektan ke seluruh tubuh mereka. Lanjut menuju gedung B1 kamar 214 yang menjadi kamar karantina bagi Hasanah yang hendak melahirkan.

Proses melahirkan pun dibantu seorang dokter umum yang bertugas di poli Asrama Haji Surabaya. Di saat kondisi darurat itu, tempat tidur Hasanah sudah mulai banyak dibanjiri darah. Lantas Solihin mencarikan kain dan menyiapkan air hangat untuk membantu proses persalinan.

"Anggota kami siapkan air hangat dan mencarikan kain sarung karena seprei sudah banyak darah. Karena di Asrama Haji, maka kami beli di koperasi kain ihram yang biasa digunakan untuk orang haji. Alhamdulillah prosesnya lancar dan bayi perempuan lahir sekira pukul 08.20 WIB," ucapnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dirujuk ke RS Haji

Ia menjelaskan, saat dilahirkan si bayi perempuan itu sempat terlilit tali pusar. "Ada tiga lilitan di leher bayi, namun Alhamdulillah bisa diatasi oleh dokter yang membantu proses persalinan. Kami merasa lega karena akhirnya bayinya bisa menangis," tuturnya.

Selanjutnya, ia bersama dokter pun membersihkan sang bayi dan membalutnya dengan kain ihram. Namun, bayi perempuan yang masih berusia delapan bulan kandungan itu juga masih dalam kondisi lemah.

Untuk membantu perawatan intensif maka ia merujuk bayi ke RS Haji. "Kami rujuk ke sebelah (RS Haji) karena lahir prematur maka perlu dirawat dengan inkubator," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.