Sukses

Isoter di Malang Terkendala Tenaga Kesehatan

Liputan6.com, Malang - Wali Kota Malang Sutiaji mengakui tidak mudah menyediakan tempat isolasi terpusat (isoter) di wilayahnya, salah satu penyebabnya adalah tenaga kesehatan.   

"Tidak segampang itu. Isoternya ada, nakesnya ada atau tidak. Apalagi teman-teman (warga sekitar) di sana ada yang cemas dan seterusnya," ujar Sutiaji, Kamis (29/7/2021), dikutip dari TimesIndonesia.

Menurut Sutiaji, jika di wilayah internal, seperti halnya kampung tangguh dan juga fungsi PPKM Mikro yang terus menerus dikuatkan, nantinya tidak perlu lagi adanya isoter, sehingga warga bisa menangani sendiri secara dini dibantu dengan edukasi dan pengawasan dari Pemkot Malang.

"Ini akan menjadi bahan kita. Ketika di tingkat internal ini bisa kuat, maka tidak harus semuanya di tarik ke isoter. Isoter itu gunanya untuk saudara-saudara kita yang secara fisik mereka memang belum mampu," ungkapnya.

Sutiaji mengeluhkan bagaimana sulitnya mencari nakes tambahan atau bisa dibilang relawan, karena memang tidak semua orang mampu dan tidak semua orang direstui oleh keluarga sekitarnya.

"Kita sudah lakukan (pencarian nakes). RS sudah umumkan bolak balik. Yang daftar itu ada 20, yang datang 3. Itu kondisi lapangan," keluhnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gandeng Mahasiswa

Maka dari itu, salah satu cara yang bisa dilakukan, yakni Sutiaji akan menggandeng seluruh perguruan tinggi di Kota Malang yang memiliki Fakultas Kedokteran untuk membantu menjadi nakes.

"Sekarang dari pak menteri, dokter itu tidak usah harus dapat izin praktek. Semester 8 atau berapa itu, dia sudah bisa membantu kita. Maka kami gandeng yang namanya perguruan tinggi yang punya Fakultas Kedokteran ini," kata Wali Kota Malang Sutiaji. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.