Sukses

Unair Berduka, Guru Besar Fakultas Kedokteran Hendrian Meninggal Covid-19

Budi mengaku cukup dekat dengan sosok lulusan dokter FK Unair 1993 ini. Menurutnya, Hendrian adalah sosok yang sudah sangat aktif sejak masa mahasiswanya. Seorang organisatoris yang kritis.

Liputan6.com, Surabaya - Guru besar Fakultas Kedokteran Unair Surabaya Hendrian Dwikoloso Soebagjo meninggal akibat Covid-19. 

"Kami kehilangan sosok guru andal yang ilmunya banyak bermanfaat pada kemajuan pendidikan khususnya untuk mahasiswa FK Unair, juga sangat bermanfaat untuk pasien-pasiennya. Semoga dedikasinya menjadi amal jariyah yang terus mengalir,” ujar Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Unair Budi Santoso, Selasa (3/8/2021).

Budi mengaku cukup dekat dengan sosok lulusan dokter FK Unair 1993 ini. Menurutnya, Hendrian adalah sosok yang sudah sangat aktif sejak masa mahasiswanya. Seorang organisatoris yang kritis.

"Dia masuk tahun 1984 sementara saya di 1982. Sejak dulu, sangat aktif baik di senat mahasiswa. Seorang organisatoris yang kritis kalau saya menyebut. Dan sejak dulu pribadinya tidak berubah, selalu baik dan rendah hati," ucapnya.

Budi menambahkan, sebagai dokter pejabat Pemprov Jatim, Hendrian meninggalkan banyak jasa di RSUD Dr Soetomo Surabaya. Gedung Onkologi 9 lantai serta gedung parkir baru di RSUD Dr Soetomo yang kini berdiri kokoh itu ada, adalah atas inisiasi profesor yang lahir dan besar di Surabaya ini.

”Bahkan beliau sendiri yang mencari arsitek yang mendesain dua bangunan tersebut, dan mengawal dari awal pendirian hingga akhir,” ujarnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Usia 56 Tahun

Hendrian tutup usia pada usia 56 tahun, Selasa pukul 08.11 WIB karena terpapar Covid-19. Ophthalmologist dari FK Unair ini menghembuskan nafas terakhir setelah dirawat selama satu bulan di ruang isolasi khusus (RIK 1) RSUD DR Soetomo Surabaya.

Segala upaya sudah dimaksimalkan untuk memulihkan profesor yang dikenal rendah hati ini. Mulai dari terapi plasma konvalesen, Actemra, ventilator, ECMO dan CRRT. Bahkan terapi plasma exchange juga sudah dilakukan. Namun rupanya Tuhan lebih menyayanginya.

Hendrian berpulang meninggalkan istri, Novri Susanti dan tiga orang anak yaitu Nadia Azihni Henofaiz, Devan Ahmad Henofernanda dan Raynar Ahmad Henofaryal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.