Sukses

Puncak Harlah, Unusa Hadirkan Pengembang Vaksin AstraZeneca Asal Indonesia

Rektor Unesa Jazidie menjelaskan, sosok Indra tergabung dalam tim Jenner Institute pimpinan Profesor Sarah Gilbert yang sejak 20 Januari 2020

Liputan6.com, Surabaya - Indra Rudiansyah (29), mahasiswa Universitas Oxford Inggris, asal Indonesia bakal menjadi pembicara pada puncak peringatan Harlah ke-8 Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) pada 28 Agustus mendatang.

Dia adalah orang Indonesia yang ikut berkontribusi dibalik terciptanya vaksin Covid-19 Astrazeneca bersama Profesor Sarah Gilbert sang penemu. Ia kini sedang menyelesaikan program doktoralnya di Universitas Oxford, Inggris.

"Kami sudah meluncurkan undangan ke yang bersangkutan, dan sudah menyanggupinya untuk hadir memberikan orasi ilmiah, meski secara virtual pada acara puncak Harlah," ujar Rektor Unusa Achmad Jazidie, Rabu (11/8/2021).

"Kami mengundangnya selain karena saat ini semua dunia sedang membutuhkan vaksin, juga karena tema Harlah yang kami ambil tahun ini adalah Vaksin Daulat Kesehatan dan Potensi Pengembangannya di Indonesia," ucapnya.

Jazidie menjelaskan, sosok Indra tergabung dalam tim Jenner Institute pimpinan Profesor Sarah Gilbert yang sejak 20 Januari 2020, tim tersebut dan Oxford Vaccine Group bekerja sama menguji coba vaksin virus corona di Pusat Vaksin Oxford.

"Bangsa ini tentu harus bangga ada putra terbaiknya yang bisa tergabung dalam tim untuk uji klinis vaksin Covid-19 meskipun bukan sebagai penelitian utama," ujarnya.

"Kami berharap dia bisa menceritrakan pengalamannya selama dalam tim tersebut dalam orasi ilmiahnya," katanya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Awal Mula

Sekedar diketahui, awal mula Indra, penerima beasiswa LPDP ini bergabung dengan tim tersebut ketika wabah Covid-19 mengalami eskalasi menjadi pandemi. Semua aktivitas di kampus ditutup kecuali untuk bidang yang terkait Covid-19.

Saat itu, laboratorium kekurangan orang, padahal penelitian tentang Covid-19 membutuhkan banyak sumber daya manusia. Disaat itulah project leadernya membuka pintu bagi siapapun yang ingin bergabung, dan Indra Rudiansyah masuk ke tim untuk membantu uji klinis.

Di tim tersebut itu Indra bertugas menguji antibody response dari para relawan yang sudah divaksinasi. Sebelumnya Indra sudah punya pengalaman terlibat dalam pengembangan vaksin rotavirus dan novel polio di Biofarma setelah lulus dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Mahasiswa doktoral Clinical Medicine di Universitas Oxford itu mengungkapkan, sebenarnya penelitian utama untuk tesis yang akan diambil Indra adalah vaksin malaria. Namun, keikutsertaannya di tim Jenner Institute merupakan real case dari penelitian vaksin untuk menyelamatkan banyak orang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.