Sukses

Wanti Wanti Ketua DPRD Saat PTM Terbatas Surabaya Dimulai

Menurut dia, yang lebih penting lagi, sekolah-sekolah di Surabaya yang akan menggelar PTM harus dilakukan assesmen untuk mengetahui sekolah tersebut sudah siap atau belum.

Liputan6.com, Surabaya - Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono mengharapkan semua pihak patuh terhadap protokol kesehatan (prokes) saat pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dimulai. Sebab cara ampuh untuk memutus dan mencegah laju pandemi adalah dengan taat prokes.

"Jaga disiplin prokes agar PTM tidak membuat klaster baru. Di sekolah harus dibuat satgas COVID-19 agar bisa mendisiplinkan anak-anak untuk taat prokes," ujarnya, Kamis (2/9/2021), dikutip dari Antara.

Selain itu, lanjut dia, usaha kesehatan sekolah (UKS) juga perlu dihidupkan kembali karena selama pandemi ini, UKS tidak aktif karena tidak ada PTM.

Menurut dia, yang lebih penting lagi, sekolah-sekolah di Surabaya yang akan menggelar PTM harus dilakukan assesmen untuk mengetahui sekolah tersebut sudah siap atau belum untuk menggelar PTM dengan sarana dan prasana prokes yang lengkap.

"Orangtua murid juga harus diberi kebebasan, apakah memberikan izin kepada anaknya untuk mengikuti PTM, atau tidak. Jika orang tuanya melarang juga harus tidak boleh dipaksa," kata Adi. 

Ia sependapat sekolah di Surabaya harus menyediakan fasilitas belajar mengajar secara daring. Sekolah harus menyiapkan metode blended learning yang merupakan kombinasi pengajaran langsung dan pengajaran daring.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pengayaan tentang Covid-19

Adi juga meminta Dinas Pendidikan Surabaya, serta sekolah-sekolah agar memberikan bekal pengayaan tentang pandemi COVID-19 dan tentang protokol kesehatan.

"Berikan pengetahuan pada anak-anak, apakah itu pandemi COVID-19? Bagaimana berbahayanya virus corona, mengapa harus memakai masker, berada di rumah, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan, juga bagaimana mencuci tangan dengan baik dan benar. Itu harus diajarkan pada anak-anak, boleh diajarkan dengan masuk kurikulum atau ekstra kurikuler," ujarnya.

Sehingga, lanjutnya, anak-anak pelajar itu tumbuh sebagai generasi yang sadar akan penting yang kesehatan. 

"Mereka tumbuh sebagai generasi yang menyadari bahayanya COVID-19," kata Adi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.