Sukses

Ada Potensi Kebakaran Lahan, Pemkot Kediri Minta Warga Saling Jaga

Masyarakat diimbau tidak sembarangan membuang puntung rokok atau melakukan kegiatan bakar-bakar saat musim kemarau.

Liputan6.com, Kediri Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri, Jawa Timur, melakukan upaya prefentif terjadinya kebakaran lahan di beberapa titik saat musim kemarau sedang berlangsung.

Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengharapkan warga saling menjaga lingkungan dan mengingatkan jika ada hal yang membahayakan.

"Pemkot Kediri tetap siaga mengantisipasi terjadinya kebakaran lahan dan kekeringan. Masyarakat diharapkan membekali diri dengan pengetahuan tentang penanganan bencana," katanya di Kediri, Minggu (5/9/2021), dilansir dari Antara.

Sementara itu, Kasatpol PP Kota Kediri Eko Lukmono Hadi mengatakan terdapat beberapa spot potensial terjadinya kebakaran lahan, yaitu kawasan hutan di Kelurahan Pojok serta Kelurahan Manisrenggo, Tempurejo, Ngronggo, Ketami, dan Bawang yang didominasi lahan perkebunan tebu.

"Kami mengimbau masyarakat tidak sembarangan membuang puntung rokok atau melakukan kegiatan bakar-bakar saat musim kering berangin seperti ini, jika tidak hati-hati, bisa menimbulkan bencana kebakaran," kata Eko Lukmono.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Beberapa Kali Kebakaran

Kepala UPT Pemadam Kebakaran Kota Kediri Fanni Eryanto menyampaikan bahwa pihaknya selalu siap sedia jika ada panggilan darurat kebakaran.

"Sudah beberapa kali terjadi kebakaran lahan tebu, hal ini terjadi karena petani tidak bisa mengendalikan api saat membakar lahan sisa panen. Demikian pun kegiatan membakar sampah, selain menimbulkan polusi, api yang ditimbulkan bisa merembet kemana-mana jika tidak diawasi," ujar Fanni.

Lurah Ngronggo Heru Sugiarto mengatakan pihaknya intensif koordinasi dengan kelompok tani karena wilayahnya berdekatan dengan lahan perkebunan tebu sehingga rawan terjadi kebakaran lahan.

"Kami mewanti-wanti para petani untuk tidak membakar daduk bekas panen tebu saat angin kencang. Kalaupun harus membakar daduk, yang paling penting tidak ditinggal sebelum api padam, selalu diawasi," kata Heru.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.