Sukses

Upaya Jatim Cegah Varian Mu Masuk Lewat PMI

Diperpanjangnya masa karantina PMI menjadi 8 hari juga menjadi alasan rumah karantina BPWS didirikan agar penanganan Covid-19 khususnya varian MU dapat teratasi di Jatim.

Liputan6.com, Surabaya - Pemprov Jawa Timur menyiapkan rumah karantina Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) di Bangkalan, untuk para Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang baru tiba di Tanah Air.

Rumah ini didirikan untuk meringankan beban tempat isolasi yang sudah ada. Sebelumnya, sudah ada Asrama Haji Sukolilo, RS Lapangan Indrapura dan RSLI Surabaya.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan, Pemprov semakin memperketat karantina untuk pekerja migran yang baru tiba dari 5 hari sekarang menjadi 8 hari karantina.

"Mereka yang tidak bergejala masuk Indrapura, kalau mereka bergajala ringan sampai sedang mereka di rumah sakit, nah mengenai karantina dulu lima hari sekarang delapan hari," ungkapnya, dikutip dari TImesIndonesia, Rabu (15/9/2021).

Diperpanjangnya masa karantina pekerja migran menjadi 8 hari juga menjadi alasan rumah karantina BPWS didirikan agar penanganan Covid-19 khususnya varian MU dapat teratasi di Jatim.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kategori Varian of Concern (VoC)

Perlu diketahui, WHO saat ini mengidentifikasi empat varian Covid-19 yang masuk kategori varian of concern (VoC), termasuk Alpha yang ada di 193 negara dan Delta yang ada di 170 negara. Lima varian termasuk MU masuk kategori VoI.

Setelah terdeteksi di Kolombia, Mu telah dilaporkan di negara-negara Amerika Selatan lainnya dan Eropa.

WHO menyatakan prevalensi global varian MU telah menurun hingga di bawah 0,1 persen di antara kasus-kasus berurutan. Di Kolombia, bagaimanapun prevalensinya mencapai 39 persen.

Varian MU memiliki tingkat resiko penyebaran yang tergolong rendah. Hingga kini WHO juga mencatat tingkat penyebaran belum mengalami peningkatan yang melonjak. Namun Pemprov Jatim tetap waspada akan kondisi ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.