Sukses

Pelaku Perdagangan Satwa Liar Jenis Burung di Sidoarjo Diciduk Polisi

Liputan6.com, Sidoarjo - Seorang pelaku berinisial M warga Krian, Sidoarjo diduga memperdagangkan satwa jenis burung yang dilindungi ditangkap jajaran Satreskrim Polres Sidoarjo, Jawa Timur.

Kepala Kepolisian Resor Kota Sidoarjo Komisaris Besar Polisi Kusumo Wahyu Bintoro di Sidoarjo, Senin (18/10/2021), mengatakan tersangka ditangkap di rumahnya di Krian, Sidoarjo.

"Rata-rata satwa jenis burung tersebut berasal dari Papua," katanya di Mapolresta Sidoarjo, dilansir dari Antara.

Ia mengatakan barang bukti tersebut, di antaranya tiga burung cendrawasih toowa cemerlang, empat burung cendrawasih kuning, dan satu burung cendrawasih mati kawat.

"Kemudian juga ada dua burung cendrawasih raja, satu burung cendrawasih botak, lima burung Abetet, dan tujuh burung nuri bayan," katanya.

Kombes Kusumo Wahyu mengatakan tersangka ditangkap karena memperdagangkan satwa jenis burung endemik yang dilindungi dan melanggar konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

"Masih dalam tahap penyelidikan kami, bahwa tersangka mendapatkan burung endemik ini, dari kapal ilegal yang merapat di sekitar wilayah kami," katanya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

5 Tahun Penjara

Ia menjelaskan, kemudian tersangka memasarkan burung ilegal tersebut secara dalam jaringan kepada penggemar burung, dengan meraup keuntungan yang bervariasi.

"Untuk burung cenderawasih dijual dengan harga Rp4 juta per ekor, kemudian burung nuri bayan dijual dengan harga Rp1,5 juta setiap ekor," katanya.

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, kata dia, tersangka M dikenakan Pasal 40 ayat (2) Jo Pasal 21 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990, tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

"Ancaman hukuman lima tahun penjara dan denda Rp100 juta," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.