Sukses

8 Jurus Khofifah Hadapi Ancaman Bencana Hidrometeorologi di Jatim

Khofifah menegaskan, semua poin tersebut jika tidak dibarengi dengan kesehatan semua personel akan menjadi hal yang sia-sia.

Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyiapkan delapan poin untuk menghadapi bencana hidrometeorologi seiring datangnya musim hujan Oktober 2021 hingga Februari 2022 mendatang.

Poin pertama adalah peningkatan sinergitas antar stakeholder, baik di tingkat provinsi maupun Kabupaten/kota di Jatim.

Poin kedua, penyiapan rencana kontijensi oleh setiap kepala daerah yang disesuaikan dengan tata kelola prokes dan kesiapan semua lini.

"Poin ketiga adalah kami meminta adanya penyiapan lokasi pengungsian dan jalur evakuasi yang sudah sesuai dengan prokes guna mencegah penyebaran Covid-19," ujarnya, Senin (25/10/2021).

Poin keempat, pihaknya juga meminta dilakukan pendekatan secara Pre-Emptif kepada masyarakat terkait peran serta masyarakat dalam menghadapi bencana alam.

"Poin kelima dan keenam, berkaitan dengan kesiapan para satuan tugas (Satgas), kami meminta agar semua Satgas dapat menyiapkan mental dan fisik prima, serta berkomitmen penuh melakukan pelatihan secara intens dan terpadu terhadap setiap personel," ucapnya.

Poin ketujuh, Khofifah mengharapkan agar selalu ada pengecekan intens dan berkala terhadap seluruh peralatan SAR yang dimiliki. Hal ini tak lain untuk menjaga kesiapsiagaan saat dibutuhkan dalam penanganan bencana alam.

"Dan, terakhir kedelapan yang menjadi poin terpenting adalah menjaga kesehatan semua personel dengan selalu berpegang pada protokol kesehatan yang ketat," ujarnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Minimalisir Dampak

Khofifah menegaskan, semua poin tersebut jika tidak dibarengi dengan kesehatan semua personel akan menjadi hal yang sia-sia. Dia berharap, delapan poin tersebut mampu diterapkan di semua lini masyarakat dan pemerintahan.

"Apalagi, bencana alam nyatanya berdampak pada meningkatnya kemiskinan bahkan hingga 80 persen karena bisa berimbas pada rusaknya infrastruktur dan tempat tinggal, baik karena longsor, puting beliung, atau sebab lainnya," ucapnya.

“Bencana tidak bisa ditolak, tapi dampak dan akibatnya bisa diminimalisir dengan kesiapsiagaan dan mitigasi yang kuat,” ujar Khofifah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.