Sukses

Bonggol Jagung Petani di Tulungagung Habis Diserang Hama Tikus

Akibat serangan tikus ini, banyak bonggol jagung yang rusak. Tikus hanya memakan bagian atas bonggol jagung, sedang bagian bawahnya dibiarkan begitu saja.

Liputan6.com, Tulungagung Hama tikus menyerang lahan sejumlah petani di Kacamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung yang berdampak pada penurunan hasil panen tanaman jagung.

"Sudah banyak tanaman jagung petani di sini yang rusak akibat serangan hama tikus," kata Supangat, petani di Desa Tanen, Kecamatan Rejotangan, Tulungagung, Rabu (27/10/2021).

Supangat bersama petani lain telah melakukan upaya pembasmian hama dengan cara diburu hingga ke sarangnya yang ada di bawah permukaan tanah, ditembak menggunakan senapan hingga dengan cara diracun, dilansir dari Antara.

Namun menurut, kata dia, serangan hama tikus seperti malah menjadi. Kendati masih ada sebagian buah jagung yang selamat, kerusakan tanaman berikut buah jagungnya ditaksir mencapai 50 persen lebih.

Akibat serangan tikus ini, banyak bonggol jagung yang rusak. Tikus hanya memakan bagian atas bonggol jagung, sedang bagian bawahnya dibiarkan begitu saja.

"Rata-rata tinggal setengahnya saja. Bagian atas habis dimakan, bagian bawahnya tidak dimakan. Serangan tikus sudah terjadi sejak muncul jagung muda atau janten,” ucap Supangat, sambil menunjuk buah jagung yang rusak.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pewangi Pakaian

Jika biasanya lahan 200 ru (1 ru = 14 meter persegi) mampu memperoleh 1,5 ton jagung, kini diperkirakan hanya sekitar 3 kuintal. "Baru tahun ini ada serangan tikus. Tahun lalu tidak seperti ini," kata Supangat.

Selain menyerang pertanian jagung di Desa Tanen, hama tikus juga merebak di beberapa desa di sekitarnya.

Seperti dialami Sakur, petani jagung di Desa Banjarejo Kecamatan Rejotangan. "Tapi kami tidak berani meracun hama tikus di sawah. Takut nanti bukannya bisa dibasmi tuntas tetapi malah (serangan) semakin menjadi.

Sakur mengaku lebih suka melakukan tindakan pencegahan dengan cara menyemprotkan pewangi pakaian ke sekitar lahan pertanian mereka demi mengusir hama tikus.

Kata dia, aroma pewangi pakaian yang kuat, membuat tikus menjauh. Hidung tikus memang peka terhadap bau menyengat, sehingga sensornya terganggu.

Sayangnya aroma pewangi pakaian ini tak bisa bertahan lama. "Setiap hari saya bawa ke sawah. Kalau sempat disemprotkan," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.