Sukses

3 Hari di Pengungsian, Warga Sumberagung Jember Mengeluh Gatal dan Pusing

Ika menjelaskan, ketika ada warga yang mengeluh sakit, pihaknya siaga penanganan seperti pemberian obat-obatan sesuai keluhannya.

Liputan6.com, Jember - Tiga hari berada di pengungsian akibat banjir, sejumlah warga Desa Sumberagung Jember, mengeluh gatal dan pusing. 

"Penyakitnya gatal-gatal, ada yang pusing juga, tapi belum ada yang sampai diare," ujar Ika Yuniawati, salah satu tenaga medis yang berada di posko pengungsian banjir pada Jumat (12/11/2021), dikutip dari TimesIndonesia. 

Ika menjelaskan, ketika ada warga yang mengeluh sakit, pihaknya siaga penanganan seperti pemberian obat-obatan sesuai keluhannya. 

"Selain obat-obatan tadi kita juga ada kaporit untuk warga yang memiliki sumur, banyak warga di sini yang menggunakan air sumur untuk minum," imbuhnya.  

Tak hanya itu, Ika menyediakan ketersediaan obat-obatan hingga hari ketiga ini masih aman. 

"Kita dari dinas kesehatan ya siap, soalnya kan kalau obat-obatan di supplai dari puskesmas juga. Kalaupun habis nanti kita arahkan ke posko yang lain, selain itu juga disni puskesmas tidak terlalu jauh," tulisnya. 

Lebih jauh, menurutnya, masyarakat banyak terserang penyakit saat banjir karena beberapa hal, seperti air kotor, terputus di rumah dan selalu terendam serta air bersih kurang dan kurang minum air putih. Itu juga yang dialami warga Desa Sumberagung Kabupaten Jember. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bantuan Bupati

Bupati Hendy Siswanto, didampingi Kepala BPBD Jember dan forkopimda mengunjungi lokasi banjir di Desa Sumberagung, kecamatan Sumberbaru, Jember, pada Jumat (12/11/2021).

Orang nomor satu di Jember ini menerangkan, dalam penaganan banjir perlu memanage terlebih dahulu. "Memanage bencana menurut saya tergantung kita mau atau tidak. Karena, bencana ini suatu kejadian alam akibat perubahan suatu ekosistem," katanya. 

Hendy menjelaskan, banjir di Desa Sumberagung terjadi karena adanya penyempitan. Persolan penyempitan tersebut adalah karena sedimen.

"Persoalan sedimen itu yang jelas asalnya dari dataran atas, dari ilegal logging atau tumbuhan yang dipotong-potong," kata Hendy saat memaparkan sambutan di balai Desa Sumberagung. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.