Sukses

Pagebluk Covid-19, Perajin Tas Anyaman Plastik di Bojonegoro Banjir Pesanan

Dari pengalaman tersebut, selanjutnya Sri mencoba dan berhasil membuat satu tas anyaman, karyanya sendiri.

Liputan6.com, Surabaya - Di masa pagebluk Covid-19, banyak kegiatan wirausaha masyarakat yang terdampak hingga sampai ada yang gulung tikar alias bangkrut. Namun, sepertinya tidak bagi Sri Utami, perajin tas anyaman plastik di Bojonegoro, Jawa Timur, yang usahanya tambah maju pesat.

Ia mulai menekuni kerajinan tas anyaman plastik sejak diberlakukannya PPKM pertengahan 2020. Saat ini, warga jalan Brigjen Sutoyo, Desa Sukorejo, Kecamatan Bojonegoro ini mampu melipatgandakan modal awalnya yang hanya sebesar Rp200 ribu menjadi  Rp15 juta dalam sebulan.

"Awalnya saya itu kalau belanja ke pasar, cuma bawa kantong plastik (kresek) terus. Waktu ketemu teman bawa tas anyaman plastik kok bagus. Akhirnya saya membeli ke tempat dia, ternyata teman saya itu bisa menganyam, dari situ saya tertarik belajar," ujar Sri, sapaan Sri Utami, Senin (15/11/2021).

Dari pengalaman tersebut, selanjutnya Sri mencoba dan berhasil membuat satu tas anyaman, karyanya sendiri.

"Itu dulunya ya belajar kesana kemari, studi banding juga kemana-mana untuk nambah wawasan dan keterampilan," kenangnya.

Keinginan yang kuat meski terbatas modal, Sri hingga saat ini jadi banjir pesanan. Strategi pemasarannya menggunakan via media sosial untuk menjual tas anyaman karyanya itu dengan merk IKITASQ.

"Sudah mendapatkan pasar sampai Bandung, Jakarta, Gresik" katanya.

Harga jual tas anyaman plastik buatannya itu variatif, dibanderol dari harga paling murah Rp15 ribu hingga paling mahal Rp125 ribu. Tergantung tingkat kesulitan anyaman. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Paling Sedikit Rp 8 Juta

Sri mengaku usahanya ini berjalan hampir dua tahun sejak ada pagebluk Covid-19. Dalam sebulannya mampu mendapatkan omzet Rp15 juta.

"Paling sepi mendapatkan omzet Rp8 juta" ungkapnya.

Berkat keuletannya itu, Sri telah menciptakan lapangan pekerjaan untuk tetangganya, sebagai tenaga perajin tas anyaman plastik yang dibuat secara manual, tanpa menggunakan alat atau mesin. Hanya didukung cetakan untuk ukuran tas, yang terbuat dari kayu sehingga

"Mudah dikerjakan oleh para ibu rumah tangga," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini