Sukses

Pakar Minta Semua Pihak Patuhi Peta Rawan Bencana Gunung Semeru

Berdasarkan peta tersebut, lanjut Haris, dapat diketahui bahwa salah satu area yang paling berdampak dan berpotensi alami kerusakan paling masif adalah Desa Cupiturang.

Liputan6.com, Surabaya - Pakar geologi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya M Haris Miftakhul Fajar mengingatkan, agar semua pihak dapat mematuhi peta kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Semeru yang telah dibuat PVMBG.

Berdasarkan peta tersebut, lanjut Haris, dapat diketahui bahwa salah satu area yang paling berdampak dan berpotensi alami kerusakan paling masif adalah Desa Cupiturang.

“Di kawasan seperti itu, jika musibah masih terjadi setelah adanya peringatan, tentu menambah keprihatinan kita semua,” ucapnya, Kamis (9/12/2021).

Oleh karena itu, Haris mengungy, hal ini patut dijadikan pelajaran, bahwa penting kiranya penataan ruang juga didasarkan pada Peta KRB.

"Serta, kepada masyarakat dan relawan yang bekerja dalam proses evakuasi saat ini, ia pun mengingatkan agar senantiasa mewaspadai kemungkinan adanya guguran material vulkanik susulan," ujarnya.

Untuk memastikan itu, Haris menegaskan, pengamatan kondisi endapan material perlu segera dilakukan saat cuaca mendukung dan pandangan telah terbebas dari kabut.

“Waspadai juga adanya potensi erupsi susulan akibat lapisan penutup yang menahan tekanan telah berkurang,” ucap Haris.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Siklus

Menurut Haris, aktivitas gunung api yang demikian itu merupakan siklus. Karena hukum alam, aktivitas tersebut pasti akan mengalami perulangan di Gunung Semeru.

“Tetapi tidak perlu panik dan harus tetap waspada, sadari bahwa Gunung Semeru saat ini sedang melakukan rutinitasnya. Sehingga, sudah sepatutnya kita berbagi waktu dan ruang secara selaras dengannya," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.