Sukses

Ratusan Pelajar Tandatangani Deklarasi Multikultural di Kelenteng Tuban

Kegiatan tersebut sebagai bentuk untuk menanamkan nilai-nilai pada diri pelajar tentang adanya keragaman, kebhinekaan, dan pluralitas sebagai realitas utama dalam kehidupan bermasyarakat.

Liputan6.com, Surabaya - Seratusan pelajar di Tuban ikut tandatangan dan deklarasi multikultural di halaman belakang Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kwan Sing Bio, Tuban, Sabtu (11/12/2021).

Kegiatan tersebut sebagai bentuk untuk menanamkan nilai-nilai pada diri pelajar tentang adanya keragaman, kebhinekaan, dan pluralitas sebagai realitas utama dalam kehidupan bermasyarakat.

Deklarasi tersebut dipelopori pelajar Madrasah Aliyah Ash Shomadiyah Tuban. Kemudian diikuti perwakilan pelajar dari SMA Negeri 1 Tuban, SMAN 2 Tuban, SMAN 3 Tuban, dan pelajar SMP Katolik Tuban. Termasuk, beberapa pelajar SMP yang berada di kawasan kota Tuban juga mengikuti kegiatan tersebut.

Dalam acara itu, para juga mendoakan agar pandemi Covid-19 segera berakhir dan aktivitas kembali normal. Serta kegiatan menerapkan disiplin prokes sesuai anjuran pemerintah yakni bermasker, cuci tangan, menjaga jarak dan lainnya sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus corona.

“Semua berjalan lancar, dan para pelajar yang ikut begitu antusias,” ungkap Pengasuh Ponpes sekaligus Kepala MA Ash Shomadiyah, Riza Shalihuddin Habibi, dalam keterangan Senin (13/12/2021).

Ia menuturkan, tujuan dari kegiatan ini dalam rangka untuk menanamkan kepada pelajar dan generasi muda bahwa di Nusantara ini terdapat keragaman agama, ras, suku dan budaya. Keberagaman ini harus dipelihara dan dijaga sebagai bentuk persatuan dan kesatuan Republik Indonesia.

“Beragam itu kalau dalam era Kemenag Gus Yaqut, adalah moderasi beragama. Dimana kita diajak saling toleransi antar umat beragama,” tambah Gus Riza panggilan akrabnya.

Lalu nilai Bhinneka Tunggal Ika telah diwariskan oleh pendiri bangsa ini Ir. Soekarno Bung Hatta maupun pahlawan lainnya. Kalau penduduk Indonesia itu beragama. Maka ditekan untuk rukun, baik antar umat beragama, suku, ras dan lain sebagainya.

“Kegiatan juga menjadi salah satu cara menangkal radikalisme maupun paham keras lainnya. Kita yakin Disana bung Karno dan Bung Hatta, akan tersenyum manis, karena generasi penerus bangsa masih mau merawat kebhinekaan di Bumi Nusantara,” ungkapnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Junjung Tinggi Perbedaan

Kegiatan positif tersebut didukung dan disambut baik oleh Alim Sugiantoro, Ketua Penilik Domisioner TITD Kwan Sing Bio Tuban. Ia menjelaskan sebagai negara yang mengusung semboyan Bhinneka Tunggal Ika, sudah seharusnya pelajaran dan masyarakat Indonesia menjunjung tinggi perbedaan dan toleransi.

“Keberagaman suku, agama, dan ras yang ada di Indonesia, harus saling dihormati, dan nilai-nilai itu wajib ditanamkan pada generasi muda sejak dini,” terang Tokoh Khonghucu itu.

Alim panggilan akrabnya berharap seluruh elemen masyarakat diminta untuk terus menjaga kerukunan dan keberagaman bangsa. Serta saling memelihara toleransi antar umat beragama untuk kerukunan Bangsa Indonesia.

“Seluruh elemen masyarakat harus saling menjaga, membangun, dan memelihara toleransi. Termasuk, kita juga harus mau bertenggang rasa dalam menghormati orang lain,” tegas Alim.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.