Sukses

Ini Penyebab Banjir di Pusat Kota Surabaya Menurut Eri Cahyadi

Menurut Eri, genangan air yang terjadi di kawasan Basuki Rahmat disebabkan aliran air hanya menuju satu titik ke Rumah Pompa Kenari (Grahadi).

Liputan6.com, Surabaya Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengurai penyebab banjir di kawasan pusat kota khususnya Jalan Basuki Rahmat dan Jalan Dharmawangsa saat hujan deras yang terjadi pada Jumat (7/1) sore hingga malam.

"Genangan air yang terjadi di kawasan Dharmawangsa karena selama ini pintu air di saluran Kalidami mengandalkan gravitasi," kata Wali Kota Eri di Surabaya, Sabtu (8/1/2022), dilansir dari Antara.

Menurut ia, di Kalidamin dulunya ada pompa, tapi kemudian mengandalkan gravitasi. "Gravitasi kalau dia (kontur tanah) turun, aliran air banter (cepat). Tapi kalau landai maka kita butuh pompa. Berarti ya harus dipasang pompa," katanya.

Sedangkan banjir di Jalan Basuki Rahmat dan Panglima Sudirman karena ada saluran air yang dulu dipakai dan sekarang diberi pintu air, sehingga aliran air tertutup.

Menurut Eri, genangan air yang terjadi di kawasan Basuki Rahmat disebabkan aliran air hanya menuju satu titik ke Rumah Pompa Kenari (Grahadi). Makanya, pintu air brandgang tersebut harus dibuka supaya dapat membagi aliran air ketika hujan deras turun.

"Air yang harusnya lari ke brandgang malah ke Grahadi (Kenari), jadinya antre di situ. Maka harus diganti brandgangnya, jangan ditutup," ujarnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hanya Menuju Satu Titik

Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya Lilik Arijanto menambahkan genangan air yang terjadi di pusat kota disebabkan konektivitas saluran arah pembuangannya hanya menuju satu titik ke Rumah Pompa Kenari.

Karena itu, sesuai arahan Wali Kota Eri, pihaknya telah mengambil sejumlah langkah alternatif. "Saya sudah koordinasi dengan teman-teman di dinas. Nanti ke depan saya akan membagi aliran dari Panglima Sudirman ke arah Kalimas langsung," kata Lilik.

Melalui cara itu, Lilik menyebut aliran air tak hanya menuju ke Rumah Pompa Kenari karena sudah terbagi menjadi dua arah. Dengan cara tersebut, diharapkan dapat mengatasi genangan air di pusat kota ketika hujan deras turun.

"Biar tidak hanya melalui pompa Grahadi (Kenari), itu yang pertama. Dari situ nanti kita bisa membagi aliran air arah hulu ke hilirnya jadi dua, paling tidak pompa Grahadi akan lebih mampu mengatasi genangan di pusat kota," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.