Sukses

Muncul Varian Covid-19 Baru di Surabaya? Begini Tanggapan Pakar Kesehatan

Jika berdasarkan hasil klarifikasi dinyatakan benar ada, kata Tjandra, terdapat sejumlah langkah lanjutan yang perlu dilakukan otoritas terkait.

Liputan6.com, Surabaya Dinas Kesehatan Jawa Timur menyebut ada mutasi virus corona dengan varian berbeda yang ditemukan di Surabaya. Varian baru COVID-19 itu berbeda dengan varian yang ada seperti Alpha, Beta, Gamma, Omicron maupun Delta.

Menanggapi hal itu, Pakar Ilmu Kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (KFUI) Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan informasi kemunculan varian lokal COVID-19 di Surabaya, Jawa Timur, perlu klarifikasi dan analisa yang lebih mendalam.

"Yang utama tentu klarifikasi dan memastikan apakah memang benar-benar ada varian lokal penting di Surabaya, supaya jelas dan pasti dulu informasinya. Kalau tidak ada varian lokal baru yang signifikan, persoalan selesai," kata Tjandra Yoga Aditama mengutip Antara, di Surabaya, Selasa (18/1/2022).

Jika berdasarkan hasil klarifikasi dinyatakan benar ada, kata Tjandra, terdapat sejumlah langkah lanjutan yang perlu dilakukan otoritas terkait.

Pertama, analisa mendalam secara genomik untuk melihat phyllogenetic tree atau hubungan evolusi genetik dari turunan sebelumnya. "Selanjutnya diunggah ke GISAID, kalau dirasa perlu," katanya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mekanisme Pelaporan

Kalau varian lokal itu dianggap penting, kata Tjandra, Indonesia tinggal menginformasikan ke Jaringan Peringatan dan Respons Wabah Global atau GOARN, yang nantinya diputuskan apakah akan masuk dalam varian yang perlu diinvestigasi atau tidak.

"Atau mungkin saja sudah ada juga laporan varian serupa dari beberapa negara lain yang mungkin perangainya tidak mengkhawatirkan," ujarnya.

Tjandra memastikan bahwa SARS CoV2 akan terus bermutasi, sehingga akan ada varian baru di berbagai belahan dunia.

"Tetapi, varian baru bisa saja tidak punya dampak pada kesehatan masyarakat, atau ada dampak terbatas, dan lainnya. Jadi, bagus diklarifikasi dulu beritanya secara jelas," katanya.

 

3 dari 3 halaman

Keterangan Kemenkes

Secara terpisah Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan sedang menindaklanjuti laporan tersebut dengan mengonfirmasikan sampel virus ke Laboratorium Whole Genome Sequencing (WGS).

"Adanya temuan varian ini sedang dikonfirmasi oleh Laboratorium rujukan WGS," ujarnya.

Informasi varian lokal tersebut datang dari Dinas Kesehatan Jawa Timur yang menyebut mutasi virus yang ditemukan berbeda dengan varian COVID-19 yang ada saat ini, seperti Alpha, Beta, Gamma, Omicron maupun Delta.

Sampel itu terdeteksi WGS oleh peneliti dari Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Dari 18 sampel yang terdeteksi di ITD Unair, ada delapan varian Omicron, sembilan varian Delta, dan satu varian lokal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.