Sukses

Gelar Munas, Upaya Aspedi Bangkit dari Mati Suri Bisnis Dekorasi

Untuk itu, pihaknya menggelar Musyawarah Nasional (Munas) ke-3 pada 18 hingga 20 Januari di Surabaya, untuk membangun semangat di tengah kesulitan.

Liputan6.com, Surabaya - Sekjen Asosiasi Pengusaha Jasa Dekorasi Indonesia (Aspedi) Dhani Firmantara mengatakan, industri dekorasi sangat terpuruk dua tahun terakhir akibat pandemi Covid-19.

Untuk itu, pihaknya menggelar Musyawarah Nasional (Munas) ke-3 pada 18 hingga 20 Januari di Surabaya, untuk membangun semangat di tengah kesulitan.

"Dari keterpurukan ini ada secercah harapan. Dua tahun terakhir kalau boleh dibilang pingsan berjamaah," tuturnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Surabaya, Rabu (19/1/2022).

Dhani menjelaskan, momentum munas ini sebagai upaya kebangkitan industri wedding khususnya dekorasi, melalui silaturahmi dan arahan serta strategi menyiasati situasi sulit di tengah pandemi Covid-19 varian baru.

"Karena banyak anggota yang hanya mengandalkan ekonomi dari industri wedding tanpa memiliki usaha lain. Mereka bergantung pada event pernikahan saja," katanya.

Dhani menyampaikan, berdasarkan database Aspedi terdapat banyak pengusaha dekorasi wedding mengalami mati suri. Oleh sebab itu, pihaknya berharap pemerintah mempertimbangkan regulasi bagi para pelaku industri wedding.

"Aspedi terus mendorong para anggota agar tetap memiliki semangat. Saat ini Aspedi memiliki 1.200 anggota. Dalam situasi serba sulit, Aspedi tetap mengikuti regulasi pemerintah," ucapnya.

Dhani mengatakan, pihaknya bersama beberapa asosiasi sejak awal pandemi telah mempersiapkan beberapa modul simulasi agar acara pernikahan tetap aman sesuai protokol kesehatan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Aktif Koordinasi

"Ada beberapa sektor di bawah Aspedi mulai dari Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia (APJI), Himpunan Pengusaha Dokumentasi Indonesia (HIPDI), Himpunan Pembawa Acara Pernikahan Indonesia (HIPAPI)," ujarnya.

Selanjutnya, Himpunan Perusahaan Penata Acara Pernikahan Indonesia atau wedding organizer (Hastana), Asosiasi Pengusaha Rental Tenda Indonesia (Aperti), Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (Harpi Melati) dan lainnya.

Dhani mengungkapkan, asosiasi di bawah Aspedi ini sangat aktif berkoordinasi agar industri wedding tetap survive. Padahal jika kondisi normal, perputaran ekonomi sektor industri ini mencapai Rp 20-Rp 30 triliun secara keseluruhan.

"Kita paham bahwa pemerintah juga memberikan yang terbaik untuk masyarakat dan kita harus mengikuti. Hanya memang dampaknya secara rasional salah satunya ada teman-teman ada yang mulai menjual kendaraan, properti hanya semata-mata untuk bisa menjalankan agar karyawan bisa survive," ucapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.