Sukses

Pendapatan Petani Tebu Kediri Naik 100 Persen Berkat Program Makmur Erick Thohir

Selain pendapatan petani meningkat, Program Makmur juga terbukti mampu meningkatkan hasil produktivitas petani tebu. Dari satu hektare lahan tebu, produktivitas meningkat hingga 37 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Pendapatan para petani tebu di Desa Purwokerto, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, meningkat berkat hadirnya Program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat (Makmur) yang digagas Menteri BUMN Erick Thohir.

Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annugroho mengungkapkan Program Makmur membantu meningkatkan pendapatan petani tebu hingga hampir 100 persen dari sebelumnya. Petrokimia Gresik merupakan mitra PT PTPN X yang ditunjuk untuk menjalankan Program Makmur tersebut.

“Ini merupakan capaian yang sangat berarti untuk membantu meningkatkan pendapatan petani tebu yang juga naik dari Rp 25,8 juta per hektare menjadi Rp 46,5 juta per hektare," ujar Dwi, Rabu (6/7/2022).

Selain pendapatan petani meningkat, Program Makmur juga terbukti mampu meningkatkan hasil produktivitas petani tebu. Dari satu hektare lahan tebu, produktivitas meningkat hingga 37 persen.

“Hasil produktivitas tebu naik dari sebelumnya 116,5 ton per hektare menjadi 159,7 ton per hektare,” tuturnya.

Dwi menyampaikan Erick Thohir terus mendorong realisasi Program Makmur untuk meningkatkan lapangan pekerjaan pada sektor pertanian. Upaya tersebut sejalan dengan target swasembada pangan khususnya pada komoditas gula.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kerja Sama dengan PTPN

“Untuk komoditas tebu, realisasi yang dicapai Petrokimia Gresik mencapai 34.894 hektare dan menjadi komoditas terbesar. Realisasi tersebut salah satunya berhasil dicapai melalui kerja sama dengan PTPN X, seperti di Kediri,” ujar Dwi.

Untuk tahun 2022, Petrokimia Gresik mendapatkan tugas merealisasikan Program Makmur dari Pupuk Indonesia di lahan seluas 85 ribu hektare yang terbagi di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Yogyakarta, Jawa Timur, Bali Nusa, Sumatera dan Kalimantan. Hingga bulan Juni, realisasinya sudah mencapai 57.820 hektare atau 68 persen dari target dengan melibatkan 31.740 petani.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini