Sukses

Jember Keteteran Tangani Wabah PMK, Begini Alasannya

Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Jember Kewalahan menangani penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK).

Liputan6.com, Jember - Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Jember Kewalahan menangani penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK). Hal itu karena penyebaran PMK terus meluas, sedangkan petugas  Kesehatan hewan di lapangan dan stok vaksin terbatas.

Sekretaris Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Jember Sugiarto mengatakan, Jember sempat mendapatkan jatah 1.500 dosis vaksin impor prioritas sapi perah dan 8.000 dosis vaksin lainya untuk menangani PMK. Namun, karena masifnya penyebaran PMK membuat petugas harus berjibaku melakukan pengobatan dan penyuntikan vaksin.

”Penyuntikan vaksin itu kan tidak bisa dikumpulkan, jadi harus didatangi satu persatu, sehingga kami kewalahan,”ujar Sugiharto Kamis (14/7/2022).

Menurutnya, vaksin PMK di Jember tersedia untuk dosis satu dan ke dua yang rentan injeksinya selama satu bulan berikutnya, mepetnya rentan waktu itu dirasa sangat menyulitkan. Sebab belum tentu vaksin PMK dosis pertama selesai selama satu bulan, sudah diharuskan menghabiskan jatah vaksin  periode bulan berikutnya.

“Kalau rentangnya lama mungkin bisa sampai 6 bulan misalnya, kami bisa mengatasinya," tambahnya.

Selain itu, dalam beberapa kasus tertentu, ada sejumlah sapi yang sudah dinyatakan sembuh, kondisinya normal dan lahap makan. Namun seminggu kemudian mendadak mati. Kata Sugiarto, PMK sebenarnya tidak hanya menyasar sapi, namun juga kambing dan domba, kendati kambing dan domba memiliki tingkat imunitas lebih tinggi daripada sapi.

“Kambing dan domba itu kalaupun terjangkit minim menunjukan gejala. Kan tetapi potensi penularanya dari kambing ke sapi tidak bisa dihindarkan,”papar Sugiharto.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

300 Ribu Harus Divaksin

Di Jember senidir ada sekitar 300 ribu hewan ternak  yang harus divaksin. Sementara  dari segi ketersedian tenaga atau petugas dilapangan berkisar puluhan orang petugas. Dari jumlah itu dirasa sangat memberatkan.

“Saat ini petugas di lapangan hanya puluhan orang, sementara hewan ternak yang harus kita vaksin berjumlah puluhan ribu, in ikan tidak seimbang,”tegasnya

Kata Sugiharto, dalam waktu dekat pihaknya berencana mengajukan  penggunaan anggaran belanja tidak terduga (BTT) untuk menangani PMK kepada bupati.

“Isnyaallah pekan ini satgas akan ajukan BTT,”katanya

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.