Sukses

Festival Mural Ijen Geopark Ramaikan Agustusan di Banyuwangi, 30 Tim Bersaing

Mural atau kreasi menggambar di tembok itu, biasanya dipenuhi dengan aneka coretan vandalistik yang tak jarang merusak estetika ruang publik.

 

Liputan6.com, Banyuwangi - Pemkab Banyuwangi menggelar Village Mural Festival dengan tema Banyuwangi Rebound dan Ijen Geopark. Festival berbasis kompetisi ini, bakal diikuti 30 desa/kelurahan perwakilan kecamatan se Banyuwangi.

“Festival ini sebagai apresiasi bagi para pegiat mural di Banyuwangi. Sekaligus memberikan ruang berekspresi bagi masyarakat lewat karya seni mural,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Kamis (4/8/2022).

Mural atau kreasi menggambar di tembok itu, biasanya dipenuhi dengan aneka coretan vandalistik yang tak jarang merusak estetika ruang publik. Sehingga, energi dan potensi kreatif tersebut, haruslah diarahkan ke hal yang positif.

"Dalam lomba kali ini tema yang diambil adalah Banyuwangi Rebound dan Ijen Geopark. Harapannya, konten mural yang akan mereka buat bisa menjadi sarana edukasi sekaligus menjadi sarana untuk menyampaikan pesan positif," papar Ipuk.

Proses kreatif pembuatan mural sendiri akan berlangsung hingga 31 Agustus mendatang. Peserta diberikan kebebasan untuk mengekspresikan ide dan kreativitasnya asalkan berkesuaian dengan tema yang ditentukan.

Lokasinya pun bisa di berbagai tempat publik. Seperti di pinggir jalan, pemukiman, tempat pembuangan sampah, dan sebagainya.

“Kita akan menyaksikan wajah baru dari tempat-tempat yang sebelumnya dipandang kurang menarik, kemudian dipercantik dengan berbagai lukisan mural,” harap Ipuk.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Diikuti 30 Tim

Dalam pembukaan yang digelar secara hybrid tersebut, Bupati Ipuk juga sempat menyapa sejumlah camat untuk menyaksikan kesiapan masing-masing kecamatan. Di antaranya, di Kecamatan Muncar di mana calon kampung mural di kecamatan ini berlokasi di Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS).

“Ini akan merubah wajah TPS yang semula diasumsikan kumuh, menarik,” ujar Ipuk.

Plt. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa A Faisol, menjelaskan festival ini diikuti 30 tim dari 25 kecamatan se-Banyuwangi. Setiap kecamatan minimal memilih satu lokasi yang akan dijadikan lokasi kampung mural. Kemudian dilakukan penilaian oleh para juri.

“Kriteria penilaiannya meliputi, kombinasi warna, kesesuaian dengan tema, dimensi,  artistik, dan keasrian,” ujarnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.