Sukses

Episode Baru, Pelapor Kasus SPI Kota Batu Dilaporkan Kasus Menista Agama

Kuasa hukum Mustajib, Tjetjep Muhammad Yasien menambahkan bahwa perbuatan SDS dan JL tidak bisa ditolerir.

Liputan6.com, Surabaya - Achmad Mustajib mewakili Komite Anti Penista Agama melaporkan SDS dan JL atas dugaan penistaan agama yang berpotensi memecah belah kerukunan umat beragama ke Polda Jatim. SDS dan JL adalah pelapor kasus kekerasan seksual pendiri sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu Julianto Eka Putra (JEP). 

"Kami menilai ada yang salah dari perbuatan SDS dan JL saat tampil di televisi dan konten Youtube. Awalnya saya melihat mereka sebagai muslimah dengan mengenakan hijab syar'i. Namun belakangan saya mengetahui bahwa mereka Nasrani," ujarnya di Mapolda Jatim, Senin (29/8/2022).

Kuasa hukum Mustajib, Tjetjep Muhammad Yasien menambahkan bahwa perbuatan SDS dan JL tidak bisa ditolerir. Pasalnya mereka telah berdandan dan mengesankan sebagai muslimah. Padahal mereka bukan Islam.

"Memang ada dari mereka yang ber-KTP Islam. Tapi setelah itu mereka masuk Nasrani dan dibaptis. Kami punya buktinya (surat baptis)," ucap Yasien, sapaan akrabnya.

Yasien juga menunjukkan foto-foto mereka mengenakan hijab syar'i saat diwawancarai beberapa stasiun televisi atau saat menggelar konferensi pers.

"Kami punya bukti-buktinya mereka mengenakan hijab. Janganlah begitu. Kalau mau mencari keadilan janganlah menggunakan simbol-simbol agama," ujar pria alumni Ponpes Tebu Ireng Jombang ini.

Yasien mengaku, pihaknya mendampingi pelapor ke Polda Jatim karena khawatir apa yang dilakukan SDS dan JL akan merembet ke masalah SARA.

"Ini gawat. Ujung-ujungnya bisa SARA. Harus dihentikan. Termasuk pada pihak-pihak yang mendorong SDS dan JL mengenakan hijab dalam mencari keadilan. Sementara cara-cara yang dilakukan tidak baik," ucapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Opini Menyesatkan

Dia meminta agar SDS dan JL tidak lagi membuat opini menyesatkan bahwa mereka adalah seorang Muslim. Sebab hal ini dapat merugikan mereka sendiri.

"Jangan tanggalkan agamamu demi meraih simpati umat Islam. Kalian harus percaya hukum. Jangan bikin opini dengan membuat kebohongan. Dalam urusan hukum, umat Islam akan mendukung siapa saja yang menjadi korban tanpa peduli agamanya apa," ujarnya.

Diketahui, SDS dan JL menjadi narasumber di beberapa podcast Youtuber terkenal dan stasiun televisi. Mereka menceritakan kasus kekerasan seksual yang dialaminya.

Namun demikian, ada beberapa momen tertentu yang ditangkap publik, SDS dan JL mengenakan hijab. Sementara pada momen lain mereka tampil tanpa hijab.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.