Sukses

25 Eks Teroris Jatim Belajar Menjadi Petani Kopi

Zaeroji mengatakan, karena sifatnya yang bersyarat, klien pemasyarakatan yang bebas melalui program PB masih harus mengikuti pola pembimbingan yang diprogramkan Bapas.

 

Liputan6.com, Surabaya - Kemenkumham Jatim bersama Densus 88 Anti Teror (AT) Polri dan Perhutani memberikan bimbingan khusus kepada 25 eks teroris untuk mengikuti program integrasi sosial dibimbing menjadi petani kopi.

“Saat ini ada 25 klien pemasyarakatan eks teroris di bawah bimbingan Bapas Kediri, Bapas Surabaya dan Bapas Malang. Status mereka masih sebagai klien pemasyarakatan karena bebas melalui mekanisme integrasi seperti pembebasan bersyarat (PB)," ujar Kakanwil Kemenkumham Jatim, Zaeroji, Selasa (30/8/2022).

Zaeroji mengatakan, karena sifatnya yang bersyarat, klien pemasyarakatan yang bebas melalui program PB masih harus mengikuti pola pembimbingan yang diprogramkan Bapas. Salah satunya melalui pelatihan kemandirian di bidang pertanian.

“Program ini untuk membekali para klien pemasyarakatan eks teroris agar memiliki kemampuan mengelola produk pertanian,” ucap Zaeroji.

Zaeroji menjelaskan, lahan sarana kerja bagi klien pemasyarakatan eks teroris ini seluas 64 Hektare. Sebanyak 23 Hektare diantaranya sudah ditanami pohon kopi jenis arabika.

"Kebun kopi seluas 23 Hektare ini diolah dan dijaga oleh klien pemasyarakatan eks teroris," ujarnya.

Kadiv Pemasyarakatan Kemenkumham Jatim Teguh Wibowo menambahkan, para peserta pembimbingan dibagi dalam empat kelompok. Setiap kelompok punya kewajiban untuk mengikuti pembimbingan pengelolaan perkebunan kopi.

"Setiap kelompok wajib seminggu sekali ke kebun untuk mendapatkan pengetahuan dan teknik pengelolaan kopi. Mulai proses penanaman, perawatan tanaman, hingga peluang bisnis kopi. Program yang sudah berjalan sejak 2 Februari 2022 itu rencananya akan terus dikembangkan," ucapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ikrar NKRI

Sebelumnya, kata Teguh, mereka juga telah mengikuti pembinaan kemandirian di lapas. Hanya mereka yang sudah berikrar setia ke NKRI saja yang bisa ikut program lanjutan ini.

“Ini jadi program untuk menguatkan dan memperkaya wawasan, sehingga semakin siap ketika bebas nanti,” ucapnya.

Teguh berharap, hal ini akan mempercepat proses integrasi sosial. Sehingga, para klien pemasyarakatan eks teroris bisa diterima kembali oleh masyarakat. Teguh juga berpesan kepada para klien untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan pembimbingan ini.

“Tetap setia kepada NKRI dan semoga pembimbingan ini bisa bermanfaat untuk para klien,” ujarnya. Proses pembimbingan itu memanfaatkan lahan milik Densus AT 88 di Agrowisata Pacet Hill, Mojokerto. Untuk memastikan program tersebut berjalan, Teguh melakukan monitoring sekaligus evaluasi pelaksanaan pembibingan.

Kegiatan juga dihadiri Kepala Tim Idensos Densus 88 AT Polri satgas Wilayah Jawa Timur Aluma Sofi dan Perwakilan dari Perhutani Margono. Selain itu, Kalapas Mojokerto Dedi Cahyadi serta Kepala Balai Pemasyarakatan Kediri Yuyun Nurliana.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.