Sukses

Perbaikan Gedung SMPN 2 Jangkar Situbondo yang Rusak Dijanjikan 2023

Bupati Situbondo Karna Suwandi mengatakan, untuk perbaian gedung sekolah rusak di SMPN 2 Jangkar akan diperbaiki pada tahun 2023 akan datang

Liputan6.com, Situbondo - Bupati Situbondo Karna Suwandi mengatakan perbaikan gedung sekolah rusak di SMPN 2 Jangkar akan diperbaiki 2023.

"Pada 2023 kami akan melakukan perbaikan gedung yang rusak. Namun sebenarnya ruangan di sekolah di sekolah ini masih cukup untuk proses belajar mengajar,” ujar Karna Suwandi, Selasa (22/11/2022).

Karna memastikan ruang kelas yang rusak dan hampir roboh juga tidak digunakan untuk aktivitas belajar mengajar. Sebab membahayakan.

“Saya datang ke sini (SMPN 2 Jangkar) bersama OPD terkait untuk memastikan tidak ada ruang sekolah rusak yang digunakan untuk proses belajar mengajar, karena itu sangat membahayakan peserta didik," tambah Karna.

Karna tidak menampik memang ada beberapa ruangan sekolah yang rusak ,termasuk di SMPN 2 Jangkar, namun sudah tidak digunakan. Bangunan itu merupakan ruang keterampilan dan juga tempat barang-barang hasil keterampilan siswa.

“Jadi bangunan yang hampir roboh itu adalah bangunan yang sudah lama tidak dipakai. Jadi tidak benar jika ada bangunan yang rusak tetap dipakai proses belajar mengajar seperti laporan yang masuk kepada saya. Buktinya ini saya cek tidak digunakan,” paparnya.

Kepala Sekolah SMPN 2 Jangkar, Sugik Sugiarto mengaku bangunan tersebut sejak empat tahun yang lalu memang sudah tidak ditempati karena rusak.

“Gedung itu dulunya ruang keterampilan dan sudah empat tahun tidak terpakai karena rusak. Kami berharap gedung itu bisa diperbaiki sehingga bisa difungsikan Kembali,”ujarnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Siswa Sedikit

Sugiarto mengaku SMPN 2 Jangkar punya ruangan kelas yang cukup. Yakni tiga ruang kelas dan satu ruang computer. Ruang ini cukup untuk memenuhi kebutuhan belajar mengajar. Apalagi siswa kelas VII hingga IX sebanyak 52 orang.

“Siswa di sini jumlahnya sedikit karena memang lulusan SD-nya sedikit. Belum lagi banyak yang melanjutkan ke pesantren setelah lulus SD," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.