Sukses

Konsumsi Baja Jatim Capai 20 Persen Nasional, Totalnya hingga 3,8 Juta Ton

Iwan saat pemaparan IISIA Business Forum 2022 di Surabaya menyambut baik dan berterima kasih atas pemilihan Surabaya sebagai tempat dilangsungkannya IBF 2022.

Liputan6.com, Surabaya - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur, Iwan menyatakan, konsumsi industri baja Jawa Timur mencapai 20 sampai 25 persen atau setara 3,1 hingga 3,8 juta ton dari konsumsi baja nasional yang mencapai 15,5 juta ton di tahun 2021.

Iwan saat pemaparan IISIA Business Forum 2022 di Surabaya menyambut baik dan berterima kasih atas pemilihan Surabaya sebagai tempat dilangsungkannya IBF 2022.

"Saya percaya pemilihan ini sangat tepat mengingat pertumbuhan perekonomian Jawa Timur merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia," ujarnya, Jumat (2/12/2022).

Iwan berharap, penyelenggaraan acara IBF 2022 akan dapat mendorong kegiatan ekonomi secara khusus dengan mempromosikan Jawa Timur sebagai tempat berinvestasi bagi perusahaan baja, baik investor lokal maupun nasional.

"Sukses terus untuk IISIA Business Forum, Industri Baja Nasional untuk Indonesia Maju,” ucap Iwan.

Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, I Gusti Putu Suryawirawan mengungkapkan, industri baja nasional dalam lima tahun terakhir telah menunjukkan peningkatan kinerja yang sangat baik.

"Ekspor produk baja meningkat pesat dari 1,3 juta ton pada tahun 2017 menjadi 5,2 juta ton pada tahun 2021 dengan volume produksi meningkat dari 7,9 menjadi 14 juta ton pada kurun waktu yang sama," ujarnya di acara The Indonesia Iron & Steel Industry Association (IISIA) Business Forum 2022 di Surabaya, Jumat.

Putu mengatakan, meskipun kinerja industri baja nasional mengalami perbaikan dari sisi ekspor dan produksi, namun demikian tingkat utilisasi kapasitas industri baja nasional masih di bawah 60 persen yang terutama disebabkan oleh masih tingginya produk impor yang masih mencapai 6,6 juta ton pada tahun 2021.

"Kami berharap agar kebijakan P3DN dan TKDN harus terus diterapkan khususnya dalam menghadapi kelebihan kapasitas produksi regional dan global serta munculnya praktik perdagangan tidak adil (unfair trade)," ucapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Standarisasi Produk Baja

Selain itu, lanjut Putu, perlu terus digalakkan standarisasi produk baja untuk perlindungan konsumen dan menciptakan kondisi perdagangan yang adil.

"Kebijakan investasi yang tepat juga dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan kapasitas pada sektor yang masih membutuhkan investasi dan mengendalikan investasi pada sektor yang telah mengalami kelebihan kapasitas,” ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.