Sukses

Bom di Polsek Astana Anyar Bandung, Ansor Jatim: Saatnya Penguatan Pancasila Sejak Dini

Kalau setiap manusia mengamalkan Pancasila, tidak mungkin melakukan perbuatan keji kepada sesama manusia. Apalagi atas nama agama. Karena semua agama mengajarkan kebaikan dan cinta kasih.

Liputan6.com, Surabaya - Aksi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar Bandung, mendapat perhatian dari Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur. Muhammad Fawait, Bendahara Pimpinan Wilayah GP Ansor Jatim mengutuk keras aksi bom bunuh diri yang menargetkan anggota polri tersebut. Menurutnya, sudah saatnya dilakukan penguatan ajaran Pancasila sejak usia dini.

"Saya kira aksi terorisme di Polsek Astana Anyar Bandung, menjadi momentum untuk melakukan penguatan ajaran Pancasila sejak usia dini," tegas Gus Fawait, Rabu (7/12/2022).

Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Chotib, Al Qodiri IV ini mengungkapkan, di dalam Pancasila diajarkan hablum minallah (hubungan manusia kepada sang pencipta) dan hablum minannas (hubungan antar sesama manusia).

Karena itu, kalau setiap manusia mengamalkan Pancasila, tidak mungkin melakukan perbuatan keji kepada sesama manusia. Apalagi atas nama agama. Karena semua agama mengajarkan kebaikan dan cinta kasih.

"Saya berpesan kepada Mendikbud Pak Nadiem Makarim, agar sejak dini pelajaran Pancasila serta pengamalannya diajarkan di sekolah. Bila perlu sejak tingkat PAUD, agar membentuk SDM yang berkarakter dan tidak mudah dipengaruhi ajaran yang menyimpang," ujar Presiden Laskar Sholawat Nusantara itu.

Dia menilai saat ini sudah terlihat gejala dekadensi moral, terutama di kalangan generasi muda. Ia mencontohkan, peristiwa pelajar yang menendang seorang nenek di Tapanuli Selatan dengan alasan iseng, dan yang terbaru keterlibatan remaja dalam kelompok gangster di Surabaya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sikap Individualis

Menurutnya kemerosotan moral generasi muda itu diperparah dengan sikap individualis masyarakat atau orangtua. Mereka cenderung tidak peduli terhadap tindak kejahatan, selama tidak menimpa mereka atau keluarganya.

"Sikap individualis ini yang menyebabkan kejahatan merajalela, termasuk terorisme. Bila masyarakat peduli, guyub dan kompak, maka kejahatan tidak bisa tumbuh di tengah masyarakat. Dengan mudah aksi terorisme dicegah dengan melibatkan aparat keamanan," pungkas Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jatim tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.